Jangan Sombong! Manusia Hanya seperti "Bakteri" Jika Dilihat dari Langit

Pergerakan manusia di pantai ini justru seperti "bakteri" jika dilihat dari langit.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 14 November 2019 | 13:00 WIB
Ilustrasi manusia yang mirip bakteri jika dilihat dari ketinggian. (Twitter/ faysahum)

Ilustrasi manusia yang mirip bakteri jika dilihat dari ketinggian. (Twitter/ faysahum)

Hitekno.com - Sebagai manusia, kita tidak terlepas dari sifat sombong atau bahkan sifat negatif yang bisa merusak alam. Sebuah video yang dibagikan ini memberikan sindiran menohok bahwa manusia hanya seperti bakteri di atas Bumi.

Sebuah akun fanspage Twitter pecinta sains bernama @ZonePhysics membagikan video berdurasi 15 detik dengan isi cukup menohok.

Akun tersebut membagikan video dengan caption bertuliskan "Kumpulan bakteri..Hanya Bercanda. Ini adalah kita (manusia) saat ada di pantai. Mungkin kita adalah bakteri pada Bumi".

Baca Juga: Heboh Ikan dengan Wajah Diduga Mirip Manusia, Ini Prediksi Para Ilmuwan

Video dengan sindiran menohok tersebut berhasil viral di Twitter setelah mendapatkan lebih dari 9 ribu Retweet dan 30 ribu Like.

Kita bisa mendapatkan dua pelajaran positif dari video yang diambil dari atas langit tersebut.

Ilustrasi manusia yang mirip bakteri jika dilihat dari ketinggian. (Twitter/ faysahum)
Ilustrasi manusia yang mirip bakteri jika dilihat dari ketinggian. (Twitter/ faysahum)

Pelajaran pertama adalah kita jangan sombong karena ukuran manusia sangat kecil di alam dan bahkan ukuran kita dari langit seperti pergerakan bakteri jika dilihat dari mikroskop.

Baca Juga: Ditemukan Spesies Kuno Baru, Berkaki Manusia Tapi Berlengan Kera

Video juga menampakkan pesan tersirat yang bisa dijadikan pelajaran kedua yaitu jika kita memang "bakteri" setidaknya kita bisa menjadi bakteri baik dan tidak merusak Bumi.

Sebagai referensi, bakteri adalah organisme berukuran super kecil yang tidak memiliki membran inti sel.

Biasanya, bakteri berukuran 0,5-5 μm sehingga mata telanjang manusia tidak dapat melihat organisme tersebut.

Baca Juga: Arkeolog Teliti Kerangka Manusia Ini, Bekas Ritual Mengerikan Apa?

Meme sindiran yang mengatakan bahwa manusia seperti bakteri jahat di Bumi. (Twitter/ MichelleStockal)
Meme sindiran yang mengatakan bahwa manusia seperti bakteri jahat di Bumi. (Twitter/ MichelleStockal)

Menurut jurnal Prokaryotes: the unseen majority, jumlah bakteri di Bumi berjumlah sekitar 5 kali 10^30 yang tersebar di tanah, air, mata air panas, limbah radioaktif hingga biosfer di dalam kerak Bumi.

Jika kita mengenal bakteri sebagai organisme jahat dan menimbulkan penyakit, namun sebenarnya lebih banyak lagi bakteri baik yang dapat membantu keberlangsungan kehidupan di Bumi.

Hampir semua hewan dan manusia di Bumi bergantung pada bakteri untuk bertahan hidup karena hanya bakteri dan beberapa arkea memiliki gen dan enzim yang diperlukan untuk mensintesis vitamin B12 (dikenal dengan cobalamin).

Baca Juga: Mirip Manusia Pas Ngambek, Kucing Unyu Ini Bikin Netizen Ngakak

Vitamin B12 adalah vitamin yang larut dalam air yang terlibat dalam metabolisme setiap sel tubuh manusia.

Sindiran di dalam video tersebut kemungkinan benar dan setidaknya kita bisa menjadi bakteri baik di atas Bumi dan bukan bakteri jahat yang menimbulkan penyakit kepada alam sekitar kita.

Video yang memberikan sindiran bahwa manusia seperti "bakteri" ini mendapatkan beragam komentar dari netizen.

"Mungkin aku setuju bahwa manusia adalah bakteri, tapi oknum politisi dan korporasi jahat harus digambarkan seperti virus," kata @_Li0nel.

"Menurut pandanganku, aku sama sekali tidak setuju dengan caption-nya. Kalau kata "mungkin" dihilangkan aku baru setuju," tulis @JamalBloodhound.

Itulah tadi video yang menggambar dan menyindir manusia sebagai bakteri, bagaimana pendapat kamu?

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak