Lapisan Ozon di Atas Antartika Menyusut, Berita Baik atau Buruk?

NASA menjelaskan bahwa hal ini adalah berita baik untuk Bumi bagian selatan.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Minggu, 27 Oktober 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi Antartika. (Pixabay/noelbauza)

Ilustrasi Antartika. (Pixabay/noelbauza)

Hitekno.com - NASA dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa lubang lapisan ozon yang berada di atas Antartika belum lama ini menyusut. Karena hal ini, banyak yang bertanya-tanya, apakah ini berita baik atau buruk?

Pada 4 Oktober 2019, lapisan ozon tersebut menyusut ke ukuran yang lebih kecil dan sukses mengalahkan rekok sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 1982.

Dilansir dari Live Science, lapisan ozon yang terdiri dari molekul tiga atom oksigen akan tumbuh sekitar 8 juta mil persegi atau sekitar 20 juta kilometer persegi pada tahun-tahun seperti ini.

Baca Juga: Bukan Mitos, Buaya Putih Memang Benar Ada Bahkan Dipelihara

Faktanya, tahun ini berbeda, akibat cuaca yang hangat di Belahan Bumi Selatan, lubang lapisan ozon lalu memanjang kurang dari 3,9 juta mil persegi atau 10 juta kilometer persegi pada September hingga Oktober ini.

Ilustrasi atmosfer Bumi. (Pixabay/ Simon Steinberger)
Ilustrasi atmosfer Bumi. (Pixabay/ Simon Steinberger)

NASA menjelaskan bahwa hal ini adalah berita baik untuk Bumi bagian selatan. Pasalnya, ozon akan menjadi lebih tinggi dan membuat tingkat sinar ultraviolet menjadi lebih rendah.

Nantinya, selama bulan-bulan musim dingin di Bumi bagian selatan, awan akan terbentuk di stratosfer yang kemudian membentang dari 9 hingga 31 mil atau 9,5 hingga 50 kilometer di atas permukaan Bumi.

Baca Juga: BMKG: Musim Hujan di Sebagaian Wilayah Indonesia Mundur ke Desember 2019

Karena terjadi fenomena ini, jumlah terkecil cahaya dari matahari akan memecah gas klorin atau unsur halogen yang dipisahkan menjadi gas racun yang menyesakkan. Proses pemecahan ini akan mengubah zat tersebut menjadi atom klorin.

Ilustrasi pecahan meteorit yang ada di Antartika. (NASA)
Ilustrasi Antartika. (NASA)

Secara kimiawi, atom-atom yang reaktif ini dapat menghancurkan molekul ozon dan lalu membuat lubang ozon di Antartika menjadi lebih besar di musim dingin.

Di Kutub Selatan, saat suhu mulai memanas, awan di stratosfer akan menghilang sehingga nantinya tidak ada tempat untuk terjadinya reaksi kimia pemusnahan ozon.

Baca Juga: Sebesar Butiran Pasir, Ini Kamera Terkecil di Dunia

NASA lalu memastikan bahwa lubang lapisan ozon yang menyusut ini tidak akan membawa banyak dampak negatif bagi Bumi. Sebaliknya, hal ini berdampak baik karena berkurangnya sinar ultraviolet.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak