Rudal Hipersonik India sedang Dikembangkan, Picu Ketegangan Baru

Rudal hipersonik ini dapat memicu ketegangan baru pada perang dingin India dan Pakistan.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 23 Juni 2019 | 13:30 WIB
Rudal Agni 1 milik India. (Wikipedia/ PIB)

Rudal Agni 1 milik India. (Wikipedia/ PIB)

Hitekno.com - Setelah menguji coba senjata luar angkasa pertama mereka, militer India dikabarkan sedang mengembangkan senjata masa depan terbaru, rudal hipersonik. Sebagai cikal bakal perkembangannya, mereka meluncurkan kendaraan mini hipersonik yang disebut Hypersonic ology Demonstrator Vehicle (HSTDV).

Selain kendaraan tanpa awak yang memungkinkan tank dan jet tempur bekerja tanpa kemudi manual, senjata masa depan selanjutnya adalah rudal hipersonik.

Dengan teknologi terbaru yang memungkinkannya terbang melebihi kecepatan rata-rata, rudal hipersonik dapat mencapai target hanya dalam hitungan menit.

Baca Juga: Tak Mau Kalah, India Kembangkan Senjata Luar Angkasa

India baru saja melakukan demonstrasi pertamanya menggunakan HSTDV sebagai cikal bakal pengembangan rudal hipersonik masa depan.

Mereka menguji coba HSTDV dengan rudal jarak dekat dan menengah yang dikenal sebagai Agni 1.

HSDTV milik India yang dipamerkan di ILA Berlin Air Show. (Wikipedia/ Bin im Garten)
HSDTV milik India yang dipamerkan di ILA Berlin Air Show. (Wikipedia/ Bin im Garten)

Namun sayangnya, uji coba tersebut gagal mencapai target yang diinginkan.

Baca Juga: Mirip di Film Fiksi Ilmiah, Ini Senjata Laser yang Dikembangkan Rusia

"Sumber mengatakan bahwa rudal sebagai tempat platform yang dipasang berhasil lepas landas dari jangkauan. Namun tes tidak dapat diselesaikan untuk menunjukkan bahwa kendaraan memiliki kecepatan hipersonik karena Agni 1 tidak mencapai ketinggian yang diinginkan untuk pengujian," kata salah surat kabar lokal, India Times.

Meski uji coba tersebut gagal, namun hal itu menimbulkan ketegangan baru terkait adanya perang rudal dengan Pakistan.

Pakar militer dan ilmuwan khawatir bahwa hal di atas dapat memicu ketegangan mengingat rudal hipersonik (jika berhasil dikembangkan) dapat mencapai target dalam hitungan menit.

Baca Juga: AS Sukses Kembangkan Senjata Laser untuk Jatuhkan Rudal, Ini Kecanggihannya

Jarak antara New Delhi dan Islamabad hanya berkisar 400 mil atau 640 kilometer.

Bendera India. (Wikipedia)
Bendera India. (Wikipedia)

Dikutip dari National Interest, rudal hipersonik didefinisikan sebagai rudal yang mempunyai kecepatan setidaknya mencapai Mach 5 (lima kali kecepatan suara).

Apabila rudal hipersonik Mach 5 atau 10 diluncurkan dari India atau Pakistan, maka target bisa hancur dalam hitungan menit.

Baca Juga: Diduga Senjata Rahasia Rusia, Paus Misterius Ini Punya Tingkah Aneh

Hal yang menjadi masalah adalah rudal hipersonik milik India mempunyai kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir.

Miniatur model rudal hipersonik Brahmos-II. (Wikipedia/ Shiv Aroor)
Miniatur model rudal hipersonik Brahmos-II. (Wikipedia/ Shiv Aroor)

Dikembangkan bersama dengan NPO Mashinostroyenia milik Rusia, militer India mempunyai rudal hipersonik lainnya yang tak kalah mematikan yaitu BrahMos-2.

Kecepatan rudal hipersonik BrahMos-2 dikabarkan dapat mencapai Mach 7 dan siap diuji coba pada tahun 2020.

Melihat senjata masa depan yang sudah dikembangkan tersebut, tentunya rudal hipersonik dengan teknologi tinggi ini merupakan kabar tak mengenakkan bagi perang dingin India dan Pakistan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak