Ukuran Massa Bulan Berkurang, Ada Kemungkinan Terjadi Gempa

Penyusutan ukuran massa bulan ini berpengaruh pada bagian intinya yang semakin mendingin.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Kamis, 16 Mei 2019 | 11:15 WIB
Penampakan es di permukaan Bulan dari pesawat Chandrayaan 1. (NASA)

Penampakan es di permukaan Bulan dari pesawat Chandrayaan 1. (NASA)

Hitekno.com - Seperti yang dilapoorkan NASA, ukuran massa bulan kian menyusut. Hal ini berpengaruh pada kerutan yang bisa menyebabkan gempa

Penyusutan ukuran massa bulan ini berpengaruh pada bagian intinya yang semakin mendingin. Permukaan bulan yang keras lalu kelamaan akan meretak dan membentuk garis patahan.

Akibat fenomena ini, permukaan bulan menjadi lebih rendah 150 kaki atau setara 45 meter dalam beberapa ratus juta tahun terakhir.

Baca Juga: Bagi Kebaikan, Realme Hadirkan Program Ramadan Senilai Rp 300 Juta

Melalui akun Twitter miliknya, NASA memamerkan beberapa tampilan retakan pada bulan yang membuat ukuran massa semakin menyusut.

Permukaan bulan. (twitter/NASA)
Permukaan bulan. (twitter/NASA)

NASA menyebutkan jika patahan ini terus terjadi, sangat memungkinkan terjadi gempa di bulan. Pihak NASA menjelaskan jika fenomena ini merupakan proses sebab akibat.

Sependapat dengan NASA, para ilmuwan juga menduga jika gempa bulan ini terjadi akibat garis patahan yang semakin banyak dan membesar.

Baca Juga: Gini Jadinya Kalau Pesan Grab Bike yang Datang Malah Grab Car

Para ilmuwan lalu sepakat bahwa penyusutan ukuran massa bulan ini masih aktif terjadi dan memungkinkan potensi gempa di era modern saat ini.

 

Dilansir dari Time.com, Thomas Watters selaku penulis utama penelitian dan ilmuwan senior di Pusat Studi Bumi dan Planet di Museum Dirgantara dan Luar Angkasa Smithsonian, gempa di bulan bisa saja menjadi kuat dalam waktu yang akan datang.

Baca Juga: San Francisco Jadi Kota Pertama AS yang Tolak Teknologi Pengenalan Wajah

Sebelumnya, NASA baru saja mengumumkan mengenai adanya kandungan air yang ada di permukaan bulan. Air di permukaan bulan ini dapat membeku menjadi es dan berubah menjadi molekul air yang tersebar.

Walaupun tidak menjelaskan mengenai bahaya dari gempa bulan, namun, ilmuwan dan NASA sepertinya akan terus secara serius melakukan pengamatan mengenai ukuran massa bulan yang kian menyusut ini.

Baca Juga: Samsung Mengerjakan Tablet Misterius Baru, Desain Revolusioner?

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak