Dinyatakan Punah 136 Ribu Tahun Lalu, Burung Ini Bangkit Lagi

Burung Aldabra ini bisa mengungkapkan teori unik evolusi yang langka.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 14 Mei 2019 | 15:00 WIB
Burung mandar bertenggorokan putih. (creativecommons.org/ licenses/ by-sa/ 4.0)

Burung mandar bertenggorokan putih. (creativecommons.org/ licenses/ by-sa/ 4.0)

Hitekno.com - Sekelompok peneliti dari Inggris baru saja mengungkapkan sebuah fenomena langka dari teori unik evolusi. Burung yang dianggap punah 136 ribu tahun lalu ini dianggap oleh peneliti bangkit dari kematian.

Sebuah keunikan evolusi ini terjadi di Atol Aldabra, atol karang terbesar kedua di dunia dengan luas 96 kilometer persegi.

Penelitian tentang keunikan evolusi unik di Atol Aldabra telah diterbitkan di Zoological Journal of the Linnean Society.

Baca Juga: 7 Burung Nasional Amerika Mati Diracun, Rp 142 Juta Bagi Penemu Tersangka

Pada 136 ribu tahun lalu, banjir besar melanda seluruh Atol Aldabra sehingga menghancurkan semuanya, termasuk spesies yang hidup di dalamnya.

Sangat unik, seperti burung phoenix, burung endemik Aldabra seperti dilahirkan kembali.

Burung endemik tersebut yaitu mandar bertenggorokan putih (Dryolimnas cuvieri), bermigrasi ke pulau Mauritius, Reunion dan pulau-pulau terdekatnya.

Baca Juga: Cari Burung Hilang, Pria Ini Janjikan Rp 30 Juta Bagi yang Menemukan

Atol Aldabra, atol karang terbesar kedua di dunia. (Wikipedia/ Simisa)
Atol Aldabra, atol karang terbesar kedua di dunia. (Wikipedia/ Simisa)

Karena tidak adanya predator, burung di Aldabra kehilangan kemampuan terbang dan membentuk sub-spesies baru yang dikenal sebagai Dryolimnas cuvieri aldabranus.

Saat terjadi banjir besar 136 ribu tahun lalu, burung Aldabra yang tak bisa terbang menjadi punah karena mereka tidak bisa melarikan diri.

Pada 100 ribu tahun lalu di mana Zaman Es membuat level permukaan air laut turun, Atol Aldabra bisa dihuni lagi.

Baca Juga: Burung Beo Ini Belanja Lewat Alexa Amazon, Sangat Lucu

Ketika Atol Aldabra layak huni lagi, burung yang dulunya bermigrasi di Mauritius serta pulau terdekatnya terbang kembali ke Aldabra.

Dryolimnas cuvieri. (Wikipedia/ Totodu74)
Dryolimnas cuvieri. (Wikipedia/ Totodu74)

Uniknya, ketika mereka menempati pulau itu dan tak menemui predator lagi, burung tersebut akhirnya kehilangan kemampuan terbang mereka sekali lagi.

Peneliti yang berasal dari University of Portsmouth dan Natural History Museum menemukan cerita di atas berkat fosil yang mereka temukan di Aldabra.

Baca Juga: Inilah Burung Liar Tertua di Dunia, Masih Aktif Bertelur

Dikutip dari IFLScience, mereka meneliti fosil Dryolimnas yang bisa terbang dan fosil Dryolimnas yang tidak bisa terbang yang terbagi sebelum dan setelah peristiwa banjir besar.

Fosil burung Dryolimnas yang bisa terbang vs fosil burung Dryolimnas tak bisa terbang. (University of Portsmouth/ Professor David Martill
Fosil burung Dryolimnas yang bisa terbang vs fosil burung Dryolimnas tak bisa terbang. (University of Portsmouth/ Professor David Martill

Mereka menemukan bahwa sayap Dryolimnas cenderung membentuk pola tak bisa terbang setelah peristiwa banjir besar terjadi.

''Hanya di Aldabra catatan paleontologis di Samudera Hindia ini bisa terjadi. Fosil ini memberikan bukti tak terbantahkan bahwa burung Aldabra menjelajah atol tersebut dan perlahan-lahan kehilangan kemampuan terbang,'' kata salah seorang peneliti di pernyataan resmi mereka.

Burung di Atol Aldabra yang sudah punah dan bangkit kembali bisa menjadi penelitian lebih lanjut mengenai teori unik evolusi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak