Ditemukan Cacat, Berlian Ini Simpan Rahasia Terbentuknya Benua

Penemuan berlian ini juga menjelaskan eksistensi mantel Bumi.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Sabtu, 27 April 2019 | 21:15 WIB
Ilustrasi berlian. (pixabay/Public Domain Pictures)

Ilustrasi berlian. (pixabay/Public Domain Pictures)

Hitekno.com - Berlian yang ditemukan cacat belum lama ini sukses mengungkap rahasia besar terbentuknya benua pertama di Bumi.

Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji inklusi materi mineral pada sebongkah berlian yang cacat dan diprediksi terbentuk di masa lampau.

Usai ditemukan dan dipelajari, peneliti berhasil menemukan adanya mineral sulfida dalam inklusi tersebut. Inklusi ini rupanya pernah ada di permukaan planet pada 2,5 miliar tahun yang lalu.

Baca Juga: Saingi AS dan Rusia, China Ingin Bangun Pangkalan di Bulan

Kehadiran mineral ini dulunya membuat kenaikan oksigen yang cukup banyak pada atmosfer Bumi. Dilansir dari Times, penemuan mineral ini menjadi jawaban dari terbentuknya benua pertama di Bumi.

Menurut Karen Smit, peneliti di lembaga nirlaba Gemological Institute of America, berlian yang ditemukan di Afrika Barat ini menjadi jawaban bagaimana benua kuno di wilayah tersebut terbentuk.

Benua pertama tersebut rupanya terbentuk dari adanya subduksi yang merupakan sebuah proses saat lempengan kerak Bumi mendorong lempengan lain dari dalam Bumi.

Baca Juga: Super Smash Bros Ultimate Jadi Game Fighting Terlaris Sepanjang Masa

Penemuan berlian ini juga menjelaskan eksistensi mantel Bumi sebelum kemudian berlian terbentuk dan terperangkap dalam proses kristalisasi.

Ilustrasi berlian. (pixabay/Colin00b)
Ilustrasi berlian. (pixabay/Colin00b)

Selain melakukan penelitian mengenai mineral sulfida, peneliti juga melakukan penelitian terkait isotop belerang dalam inklusi tersebut. Isotop sendiri merupakan atom dengan jumlah neutron yang berbeda dalam nukleus.

Karena oksigen dilindungi oleh belerang, peneliti akhirnya mengetahui bagaimana belerang terbentuk dalam lingkungan yang kaya oksigen atau rendah oksigen. Isotop ini rupanya terbentuk jauh sebelum ada banyak oksigen di atmosfer, yaitu sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.

Baca Juga: Buat Playlist Spotify Untuk Nembak Gebetan, Pria Ini Ditolak Mentah-mentah

Menggabungkan penemuan ini dengan penemuan serupa dari tambang Ekati Kanada, hasilnya peneliti dapat menemukan kisah bagaimana benua pertama di Bumi akhirnya terbentuk.

Peneliti berpendapat bahwa pada awalnya, benua terbentuk dari mantel yang meleleh dan mengalir ke atas dalam bentuk basal. Mineral dalam kerak Bumi yang lalu membentuk mantel yang tidak bersentuhan dengan atmosfer.

Perlahan potongan kerak Bumi akan membuat material yang lebih padat menjadi tenggelam, dan material yang kurang padat akan naik dan membentuk kerak benua. Kerak yang paling stabil dan tahan lama akan terus melekat pada bagian mantel yang disebut kerangka.

Baca Juga: Saingi Airpods, Meizu Rilis Earbuds POP 2 Seharga Rp 800 Ribuan

Hingga hari ini, peneliti baru menemukan empat lokasi di dunia dengan berlian yang mengandung inklusi sulfida dan mineral.

Jika makin banyak berlian yang ditemukan seperti berlian cacat ini, maka sejarah terbentuknya Bumi akan semakin jelas.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak