Paus Hamil Mati Setelah Memakan Sampah Plastik 22 Kilogram

Kasihan banget, paus hamil ini mati karena ulah manusia.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 02 April 2019 | 20:15 WIB
Seekor paus hamil mati setelah memakan lebih dari 20 kilogram sampah. (Facebook/ SeaMe Sardinia)

Seekor paus hamil mati setelah memakan lebih dari 20 kilogram sampah. (Facebook/ SeaMe Sardinia)

Hitekno.com - Bangkai seekor paus hamil berjenis paus sperma yang hanyut di pantai Sardinia, Italia, menghebohkan organisasi lingkungan dan penyelamat hewan.

Bagaimana tidak, setelah diteliti oleh dokter hewan, paus hamil tersebut mati dengan membawa 22 kilogram sampah plastik di dalam perutnya.

Luca Bittau, pemimpin organisasi non profit perlindungan hewan laut, SeaMe, mengatakan bahwa isi perut paus hamil tersebut sangat mengenaskan.

Baca Juga: Terdampar di Pantai Filipina, Isi Perut Paus Mati Ini Mengejutkan

Ia menerangkan kondisi janin berada pada tingkat lanjut sehingga kemungkinan sebentar lagi akan lahir.

Namun sayangnya, ibu beserta calon anak paus sperma tersebut harus mati sebelumnya.

''Kantong sampah, jaring, benang pancing, tabung, sampah plastik lainnya ditemukan pada bangkai paus hamil yang mati,'' kata Luca Bittau dalam keterangannya.

Baca Juga: Paus Langka Terlihat Mengobrol dengan Lumba-lumba, Sangat Jarang Terjadi

Dikutip dari CNN, paus sperma betina itu memiliki panjang 8 meter dan hanyut di pantai wisata Sardinia Porto Cervo, Italia.

Bittau mengatakan bahwa pemeriksaan dilakukan oleh dokter hewan di Padua, Italia utara.

Bangkai paus hamil dari jarak dekat. (Facebook/ SeaMe Sardinia)
Bangkai paus hamil dari jarak dekat. (Facebook/ SeaMe Sardinia)

Sergio Costa, Menteri Lingkungan Hidup Italia, mengatakan dalam sebuah postingan di Facebook, ''Apakah masih ada orang yang menganggap ini bukan masalah penting?''

Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Merekam Hewan Langka, Spesies Baru Paus Pembunuh?

Costa menjelaskan bahwa selama ini kita sudah terlalu nyaman dengan benda-benda sekali pakai yang umumnya terbuat dari plastik.

Bekerja sama dengan European Parliament, Costa akan menerapkan larangan penggunaan benda-benda sekali pakai dari plastik seperti sedotan, cotton buds dan peralatan makan, pada tahun 2021.

Ia berjanji bahwa Italia akan menjadi salah satu negara pertama yang mengimplementasikannya.

Baca Juga: Tentara AS Mengembangkan Paus Besi, Revolusi Perang Laut Dimulai

Unggahan dan kecaman Menteri Lingkungan Hidup Italia ketika melihat bangkai paus hamil mati. (Facebook/ Sergio Costa)
Unggahan dan kecaman Menteri Lingkungan Hidup Italia ketika melihat bangkai paus hamil mati. (Facebook/ Sergio Costa)

''Perang menggunakan plastik sekali pakai telah dimulai, kita tidak akan berhenti di sini,'' kata Costa dalam keterangan resminya.

Organisasi perlindungan hewan mungkin harus banyak bersabar dan menahan emosinya tahun ini.

Bulan Maret 2019, seekor paus muda ditemukan tewas di Filipina dengan membawa 40 kilogram kantong plastik di perutnya.

Paus hamil yang baru saja ditemukan dan mati membawa 22 kilogram sampah merupakan sebuah pesan bahwa plastik yang dibuang manusia bisa sangat menyiksa hewan laut.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak