Terdampar di Pantai Filipina, Isi Perut Paus Mati Ini Mengejutkan

Tubuh paus ini ditemukan pada Sabtu (16/3/2019) oleh seorang ahli biologi kelautan dari DBone Collector Museum di Davao, Filipina.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Rabu, 20 Maret 2019 | 08:00 WIB
Penemuan paus di Filipina. (facebook/D'bone Collector Museum Inc)

Penemuan paus di Filipina. (facebook/D'bone Collector Museum Inc)

Hitekno.com - Belum lama ini, seekor paus ditemukan mati di pantai Filipina. Hal mengejutkan justru ditemukan saat perut paus tersebut dibuka. Dalam perut paus ini ditemukan 40 kilogram sampah plastik.

Tubuh paus ini ditemukan pada Sabtu (16/3/2019) oleh seorang ahli biologi kelautan dari D’Bone Collector Museum di Davao, Filipina.

Paus jenis curvier beaked atau ziphius cavirostris ini membawa total 40 kilogram sampah plastik yang diduga menjadi penyebab dirinya mati.

40 kilogram sampah plastik tersebut terdiri dari 16 karung beras, 4 tas plastik besar, dan banyak plastik belanjaan lainnya.

Dilansir dari National Geographic, para peneliti ini lalu mengunggah hasil temuannya dalam akun Facebook. Para peneliti memastikan bahwa sampah plastik tersebut adalah penyebab si paus mati.

Penemuan paus di Filipina. (facebook/D'bone Collector Museum Inc)
Penemuan paus di Filipina. (facebook/D'bone Collector Museum Inc)

Penemuan sampah plastik ini dianggap yang paling banyak dalam sejarah para peneliti melakukan penelitiannya.

Kejadian ini lalu menjadi bukti bahwa lingkungan hidup manusia dan hewan saat ini sudah tidak sehat. Dan akibat kebiasaan manusia, hewan bisa saja menjadi korban dan bernasib sama dengan paus curvier beaked ini.

Apa yang terjadi ini diharapkan semakin memberikan kesadaran bagi penggunaan kantong plastik sekali pakai yang sangat marak digunakan di kawasan Asia Tenggara.

Pasalnya, menurut data yang dikeluarkan oleh Ocean Conservancy, setidaknya negara seperti China, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam menjadi negara penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia.

Penemuan paus di Filipina. (facebook/D'bone Collector Museum Inc)
Penemuan paus di Filipina. (facebook/D'bone Collector Museum Inc)

Hal ini jelas menjadi mimpi buruk bagi siapa saja terutama para hewan yang hidup berdampingan dengan manusia.

Baca Juga: Rekam Audio Lebih Baik, DJI Rilis Adaptor Mikrofon untuk Osmo Pocket

Wajar jika saat ini kampanye penggunaan sedotan plastik dan beberapa hal plastik lainnya mulai diadakan dan diharapkan menjadi kebiasaan.

Sebelumnya, pada 20 November 2018, seekor paus sperma ditemukan di Pulau Kapota, Wakatobi. Dalam perutnya, ditemukan 5,9 kilogram sampah plastik seberat 140 gram. Bersamaan dengan itu, ditemukan botol plastik, kantong plastik, hingga dua sendal jepit.

Semoga kejadian penemuan paus mati akibat sampah plastik ini tidak terjadi lagi ya.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Bukan sekadar hiburan, film horor ternyata 'gym' bagi otak Anda. Pakar psikologi ungkap bagaimana adegan seram bisa mela...

sains | 10:55 WIB

Ilmuwan menemukan masker dan cangkir berusia 5.000 tahun yang terbuat dari tulang manusia di China....

sains | 12:41 WIB

BMKG ungkap biang kerok cuaca panas menyengat. Bukan gelombang panas, ini kombinasi dari musim pancaroba dan posisi mata...

sains | 16:20 WIB

Para ilmuwan berhasil membuat AI menciptakan virus yang dapat membunuh bakteri....

sains | 13:27 WIB

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB