Suku Kuno Ini Membantai 137 Anak Untuk Ritual, Pengorbanan Massal Terbesar

Pengorbanan massal suku kuno ini sangat mengerikan!

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 07 Maret 2019 | 14:30 WIB
Pengorbanan massal sebagai ritual suku kuno. (PLOS ONE)

Pengorbanan massal sebagai ritual suku kuno. (PLOS ONE)

Hitekno.com - Para peneliti dan arkeolog yang bekerja di sebuah situs yang berdiri pada abad ke-15 di Peru menemukan sesuatu yang mengagetkan. Bagaimana tidak, para peneliti menemukan pengorbanan massal terbesar dari Dunia Baru (New World) dan kemungkinan sepanjang masa.

Istilah Dunia Baru adalah salah satu nama yang digunakan untuk sebagian besar belahan Amerika (termasuk Amerika Selatan, dan pulau-pulau terdekat seperti Karibia dan Bermuda).

Pada abad ke-16, orang Eropa mendarat di Amerika dan menjulukinya sebagai Dunia Baru. Sebelumnya mereka hanya mengenal Dunia Lama (Afrika, Eropa, dan Asia).

Baca Juga: Dikira Makam Suku Maya, Ternyata Tempat Ini Mempunyai Fungsi Lain

Di Dunia Baru ini ternyata terdapat pengorbanan terbesar dari sebuah suku kuno yang sangat misterius.

Mereka menemukan kuburan 137 anak dan 200 llama dalam liang yang saling berdekatan. Posisi meninggal mereka pun sama, menghadap arah tertentu.

Penelitian mengenai pembantaian massal telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada hari Rabu (06/02/2019).

Baca Juga: Ritual Potong Jari Suku Kuno Terjadi di Seluruh Dunia

Salah satu kerangka korban ritual anak. (PLOS ONE)
Salah satu kerangka korban ritual anak. (PLOS ONE)

Setelah diteliti kandungan kimia pada struktur tulangnya dan posisinya, ilmuwan menemukan bahwa mereka meninggal karena pengorbanan massal untuk menjalankan sebuah ritual suku kuno.

Situs yang diteliti adalah situs Chimu atau sering disebut Huanchaquito-Las Llama yang terletak di sepanjang pantai utara Peru, Amerika Selatan.

Peradaban Chimu berkembang antara abad ke-11 dan ke-15 M, mendominasi garis pantai Peru sepanjang hampir 1.000 kilometer.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Gerbang Dunia Bawah Suku Maya, Menakutkan

Satu-satunya peradaban besar lainnya di Amerika Selatan pada saat itu adalah Kekaisaran Inca.

Malang, menurut penelitian, Kekaisaran Inca adalah peradaban yang menaklukkan orang-orang Chimu pada tahun 1475, kira-kira 25 tahun setelah pembantaian massal.

Penggalian di Huanchaquito-Las Llama terjadi antara 2011 dan 2016, dengan mayat-mayat berserakan di area seluas 700 meter persegi.

Baca Juga: Altar Game of Thrones Ditemukan di Kuil Suku Maya

Ilustrasi Ilama. (Wikipedia/ Johann)
Ilustrasi Ilama. (Wikipedia/ Johann)

Skenario yang dibuat oleh ilmuwan atas pembantaian ini sangat mengerikan. Di tengah desiran ombak, anak-anak dipaksa berbaring dengan tangan terikat.

Orang yang dituakan (imam) di suku lokal Chimu akan membuka dada anak-anak itu dengan benda tajam.

Jantung mereka akan diambil dan jenazahnya diletakkan secara hati-hati dengan wajah menghadap ke arah barat menuju laut.

LIama juga menghadapi hal yang sama, namun bedanya, mayat mereka akan dihadapkan ke arah timur, menuju pegunungan Andes.

Koban ritual selalu ditemukan dalam arah yang sama. (PLOS ONE/ John Verano)
Koban ritual selalu ditemukan dalam arah yang sama. (PLOS ONE/ John Verano)

Skenario itu berdasarkan analisis kerangka mengungkapkan bekas luka yang khas di sepanjang dada, bersama dengan tulang rusuk yang terkilir.

Itu menandakan bahwa dada mereka dibuka ''dengan tidak ragu-ragu'' menggunakan benda tajam.

Dikutip dari Gizmodo, analisis sedimen yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa terdapat banjir besar tak lama sebelum terjadi pengorbanan massal.

Gabriel Prieto, salah satu peneliti, berspekulasi bahwa suku lokal Chimu melakukan pengorbanan massal untuk menghindari ''peristiwa iklim''.

Kepercayaan yang beredar pada saat itu adalah pengorbanan berhubungan langsung dengan kekuatan dan entitas kosmologis untuk memperkuat keseimbangan.

Mereka percaya dengan pengorbanan massal daerah mereka bisa terhindar dari bencana.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak