Roket dari Printer 3D Disetujui, Tempat Peluncuran Resmi Disediakan

Canggihnya, roket ini hampir semuanya dibuat oleh printer 3D.

Galih Priatmojo | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 19 Januari 2019 | 09:15 WIB
Ilustrasi roket ketika pertama kali akan diluncurkan. (Futurism)

Ilustrasi roket ketika pertama kali akan diluncurkan. (Futurism)

Hitekno.com - Start-up yang berusia tiga tahun mencoba meluncurkan roket ke luar angkasa yang hampir seluruhnya dicetak dari printer 3D.

Roket tersebut cukup diremehkan mengingat proses pembuatannya yang tidak seperti roket konvensional.

Namun setelah mendapat izin dari Angkatan Udara AS untuk melakukan peluncuran pertamanya pada Lauch Complex 16, sebagian pengamat mulai yakin dengan roket dari printer 3D.

Baca Juga: Mengerikan, Awan Tsunami di Mamuju Ini Buat Warga Heboh

Relativity Space sudah mendapatkan izin resmi untuk meluncurkan roket dari printer 3D di situs peluncuran Cape Canveral, Florida, Amerika Serikat.

Start-up ini merupakan perusahaan pembuat roket yang didirikan oleh SpaceX dan alumni Blue Origin.

Relativity Space mengungkapkan sebuah kontrak baru dengan Angkatan Udara AS pada pekan ini.

Baca Juga: Youtube Melarang Video Challenge dan Prank yang Seperti Ini

Hal itu berarti roket dari printer 3D milik Relativity Space dapat meluncur dari situs yang tidak pernah digunakan sejak tahun 1988.

Stargate, printer 3D untuk membantu membuat roket. (Relativity Space via Business Insider)
Stargate, printer 3D untuk membantu membuat roket. (Relativity Space via Business Insider)

Jika perusahaan itu berhasil meluncurkan roket secara teratur dari lokasi, mereka bisa memperpanjang kontrak hingga 20 tahun.

Relativity Space terkenal berkat printer 3D raksasa mereka yang bernama Stargate.

Baca Juga: Stargate, Printer 3D Terbesar di Dunia untuk Cetak Roket

Printer 3D Stargate yang memiliki ukuran sebesar bangunan mampu membuat sebuah roket yang dapat meluncur ke orbit luar angkasa.

Dikutip dari Futurism, rencana jangka panjang perusahaan cukup ambisius yaitu mencetak roket 3D di Mars.

Pencetakan 3D roket akan lebih sederhana dan memungkinkan desain yang lebih efisien, lebih sedikit bagian yang bergerak, dan konstruksi yang lebih cepat.

Baca Juga: Gokil, Kornea Buatan Berhasil Dicetak dengan Printer 3D

Ilustrasi Stargate dibandingkan dengan ukuran manusia. (Relativity Space)
Ilustrasi Stargate dibandingkan dengan ukuran manusia. (Relativity Space)

Roket pertama yang dicetak, Terran 1, hanya membutuhkan waktu 60 hari untuk membangunnya.

Roket tersebut memiliki muatan maksimum sebesar 1.250 kilogram dan direncanakan akan menuju orbit rendah Bumi segera.

Terran 1 akan melakukan peluncuran uji coba pertama pada tahun 2020, dengan misi komersial dimulai pada tahun 2021.

Roket yang terbuat dari printer 3D adalah ide yang menarik karena membuat roket lebih cepat dan lebih murah.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak