Bilby, Hewan Lucu yang Terancam Punah

Bentuknya sangat menggemaskan, sayang mereka terancam punah.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 05 November 2018 | 11:00 WIB
Penampakan bilby. (Wikipedia_Bernard Dupont)

Penampakan bilby. (Wikipedia_Bernard Dupont)

Hitekno.com - Bilby merupakan hewan lucu yang kemungkinan anak cucu kita tak akan bisa melihatnya lagi. Penggunaan nama bilby memang terasa ''familiar'' karena mirip dengan aplikasi asisten virtual milik Samsung, Bixby.

Namun yang menjadi perbedaan besar di antara keduanya adalah bilby tak bisa dikembangkan oleh perusahaan teknologi untuk mencegah kepunahannya.

Bilby merupakan hewan endemik dari Benua Australia. Ilmuwan yang baru saja menemukan penelitian mengungkapkan bahwa hewan lucu yang satu ini berada pada angka yang stabil.

Baca Juga: Lubang Hitam Supermasif Ditemukan di Galaksi Bima Sakti

Angka yang ''stabil'' masih termasuk angka yang mengkhawatirkan karena jumlah mereka tak bertambah dan mereka sebelumnya dikategorikan sebagai hewan langka.

Hal yang lebih membahayakan justru jumlah predator bilby yang berada di alam liar semakin banyak.

Bilby dengan ukuran yang lebih kecil sudah punah di tahun 1950-an dan sekarang hanya tersisa bilby dengan ukuran lebih besar.

Baca Juga: Viral Restoran Vegetarian Sajikan Daging Manusia, Ternyata Hoax

Aplikasi Bilby Blitz. (Central Land Council via ABC)
Aplikasi Bilby Blitz. (Central Land Council via ABC)

Panjang rata-rata tubuh mereka sekitar 55 sentimeter (tidak termasuk panjang ekor) . Ekor mereka biasanya dapat tumbuh hingga sepanjang 29 sentimeter.

Istilah bilby diambil dari bahasa Aborigin Yuwaalaraay yang berarti tikus berhidung panjang.

Di daerah lain, bilby dikenal dengan sebutan rabbit bandicoot atau kelinci bandicoot karena keberadaannya yang sudah mulai langka.

Baca Juga: NASA Bakal Jadikan Tanah Planet Mars Sebagai Bahan Bakar Roket

Penampakan bilby menggunakan aplikasi Bilby Blitz. (Central Land Council via ABC)
Penampakan bilby menggunakan aplikasi Bilby Blitz. (Central Land Council via ABC)

Nama ilmiah dari spesies ini adalah Macrotis lagotis dan masuk dalam kategori kelas Marsupial.

Peneliti yang mempejari hewan bilby secara mendalam menemukan bahwa dari dua hektar tempat penelitian, hanya ada 58 bilby.

Sementara kucing liar terdapat 111 ekor dan rubah sebanyak 50 ekor.

Baca Juga: Diduga Lakukan Selfie Ekstrem, Pasangan Travel Blogger Ini Tewas

Dikutip dari ABC Science, peneliti menggunakan aplikasi yang bernama Bilby Blitz untuk mengumpulkan data yang akuran mengenai keberadaan bilby.

Aplikasi dapat melakukan pelacakan dan mengatur kamera yang dirancang khusus untuk mencatat bukti aktivitas bilby dan predatornya.

Bilby di salah satu kebun binatang Australia. (Wikipedia/ Stephentrepreneur)
Bilby di salah satu kebun binatang Australia. (Wikipedia/ Stephentrepreneur)

Seorang pejabat manajemen tanah Central Land Council yang berkontribusi dalam menghitung jumlah bilby mengatakan bahwa dirinya sangat tertarik melestarikan hewan ini.

Pejabat yang bernama Ricahrd Moyle menjelaskan bahwa dirinya tertarik bergabung dalam penelitian karena melihat hewan ini sangat lucu dan harus dilestarikan.

''Semua orang suka bilby, mereka lucu dan berbulu sehingga memiliki daya tarik. Spesies mereka tinggal sedikit dan saya ingin memeluknya,'' kata Moyle dalam penjelasannya.

Para peneliti dan pejabat resmi yang bergabung di Australia berharap mereka dapat berjuang mempertahankan jumlah bilby.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak