Sinyal Inframerah Misterius Ditemukan di Luar Angkasa

Sinyalnya benar-benar misterius!

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 20 September 2018 | 19:00 WIB
Sinyal inframerah ditemukan di luar angkasa. (NASA)

Sinyal inframerah ditemukan di luar angkasa. (NASA)

Hitekno.com - Luar angkasa menyimpan sejumlah besar misteri yang belum mampu kita ungkap semuanya. Baru-baru ini para ilmuwan menemukan sebuah sinyal inframerah misterius di luar angkasa.

Penelitian mengenai ditemukannya sinyal inframerah telah dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal pada tanggal 17 September 2018.

Ilmuwan mempunyai beberapa teori yang menjelaskan mengapa ini bisa terjadi.

Baca Juga: Proxima Centauri b Mirip Bumi, Planet Ini Layak Huni

Ketika sebuah bintang mencapai akhir dari hidupnya, ia biasanya akan mengalami ledakan supernova. Setelah itu biasanya bintang akan hancur.

Namun jika bintang memiliki cukup massa, ia akan membentuk lubang hitam.

Apabila ukuran bintang dan ledakan tak cukup besar dan masif, ia akan membentuk bintang neutron.

Baca Juga: Ada Penampakan Naga di Luar Angkasa, Ini Kata Ilmuwan

Bintang mati dan menciptakan lubang hitam. (NASA)
Bintang mati dan menciptakan lubang hitam. (NASA)

Dikutip dari Livescience, bintang neutron merupakan bintang yang sangat padat dan seperti namanya, sebagian besar materi bintang terdiri dari neutron.

Bintang neutron juga dapat disebut dengan dengan ''Pulsars'' jika sangat termagnetisasi dan berputar cukup cepat dalam memancarkan gelombang elektromagnetik.

Biasanya, bintang-bintang neutron memancarkan gelombang radio atau gelombang berenergi tinggi seperti sinar-X.

Baca Juga: Layaknya di Planet Mars, Pesona Danau Natron yang Berwarna Merah

Namun sekelompok peneliti dan ilmuwan internasional mengamati sesuatu yang menarik dalam data teleskop luar angkasa Hubble.

Ilustrasi ledakan yang membuat bintang neutron. (New Scientist)
Ilustrasi ledakan yang membuat bintang neutron. (New Scientist)

Mereka melihat cahaya inframerah yang dipancarkan dalam bintang neutron.

Sinyal ini berjarak sekitar 800 tahun cahaya dan ''diperpanjang''. Itu berarti sinyal tersebar di hamparan ruang yang sangat besar di luar angkasa.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Memprediksi Kapan Petir Terjadi

Ini sangat berbeda dengan sinyal ''titik'' khas bintang-bintang neutron yang memancarkan sinar-X.

Secara khusus, sinyal membentang di ruang 200 AU. Satu AU (Astronomy Unit) adalah jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari atau sekitar 150 juta kilometer.

Sinyal yang panjang pernah diamati sebelumnya oleh para ilmuwan dan peneliti, namun sinyal itu tidak pernah berupa sinyal inframerah.

Seorang penulis studi sekaligus profesor penelitian astronomi dan astrofisika di Penn State yang bernama Bettina Posselt menjelaskan bahwa sinyal itu sangat aneh.

Penampakan angin pulsar nebula. (NASA)
Penampakan angin pulsar nebula. (NASA)

"Semua emisi dalam inframerah yang kita lihat kemungkinan tidak berasal dari bintang neutron itu sendiri," kata Posselt.

Dalam penelitian, para peneliti dan ilmuwan mengusulkan dua kemungkinan sumber yang memancarkan sinyal inframerah misterius di luar angkasa.

Itu bisa berasal dari piringan debu yang mengelilingi pulsars atau nebula angin pulsars.

Namun tak menutup kemungkinan sinyal inframerah ini berasal dari sumber ''lain''.

Temuan sinyal inframerah misterius di luar angkasa akan didalami oleh ilmuwan lainnya dan mereka sangat tertarik mengenai hal ini.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak