NASA Segera Terbangkan Dua Roket ke Aurora Borealis Aktif, untuk Apa?

Masing-masing roket akan diluncurkan NASA secara langsung menuju ke aurora aktif.

Agung Pratnyawan
Selasa, 22 Maret 2022 | 15:09 WIB
Aurora Borealis. (Pixabay/noel_bauza)

Aurora Borealis. (Pixabay/noel_bauza)

Hitekno.com - NASA akan mengirimkan dua roket ke Aurora Borealis aktif dalam rangka memahami fenomena alam yang berada di ketinggian 100 mil tersebut.

Rencana NASA mempelajari Aurora Borealis aktif tersebut dengan tujuan membantu para ilmuwan yang selama ini tidak yakin soal fenomena alam ini.

Para ilmuwan masih belum mengetahui bahkan memiliki keyakanan bagaimana aurora dapat dengan atmosfer alami Bumi.

Baca Juga: Pancarkan Warna Memesona, Misteri Aurora Sinar-X Jupiter Terpecahkan

Para ahli di lembaga INCAA menjelaskan bahwa atmosfer Bumi terdiri dari berbagai lapisan, di mana manusia hidup di lapisan paling bawah.

Pada lapisan tersebut, unsur-unsur seperti oksigen dan nitrogen seimbang, dengan menahan elektron di orbit atom. Wilayah ini disebut sebagai atmosfer gas netral.

Di lapisan atas, banyak unsur yang akan berubah. Lapisan atas atmosfer di mana manusia hidup terkena sinar Matahari dengan cara yang berbeda dan sinar ini mengubah komposisi atom di dekatnya.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Aurora Aneh yang Berada di Sekitar Komet Ini

Sinar Matahari merobek elektron, yang biasanya bermuatan negatif, dari orbitnya dan mengubahnya menjadi partikel positif.

Aurora, [NASA]
Aurora, [NASA]

Lingkungan tersebut sangat berbeda dengan atmosfer gas netral, sehingga dikenal sebagai plasma. Dengan adanya dua jenis atmosfer ini, terjadi pergeseran satu sama lain.

"Aurora terjadi ketika matahari mengeluarkan sekumpulan elektron bermuatan, dari tubuhnya sendiri yang seperti plasma, dalam sebuah peristiwa yang disebut lontaran massa koronal," kata Stephen Kaeppler, asisten profesor fisika dan astronomi di Clemson University.

Baca Juga: Sedang Rekam Aurora dari ISS, Astronot Klaim Temukan Kemunculan UFO?

Menurutnya, elektron tersebut terkadang terperangkap di atmosfer Bumi, berinteraksi dengan partikel lain, dan bersama-sama, menghasilkan iluminasi warna-warni yang luar biasa.

Para ilmuwan ingin mengetahui apa yang dilakukan partikel aurora terhadap ruang di atmosfer tempat gas netral bertemu plasma.

Hipotesis sementara menyebut aurora bisa membuat wilayah perbatasan jatuh lebih rendah, tinggi, atau bahkan terlipat.

Baca Juga: Aurora, Fenomena Cahaya Menari yang Lebih Cantik dari Pelangi

Dilansir dari Cnet, Selasa (22/3/2022), Kaeppler dan tim misi INCAA akan mengirimkan dua roket berisi muatan penelitian dari landasan peluncuran di Poker Flat, Alaska.

Animasi konseptual yang menunjukkan elektron berjalan di garis medan magnet bumi, [NASA]
Animasi konseptual yang menunjukkan elektron berjalan di garis medan magnet bumi, [NASA]

Masing-masing akan diluncurkan secara langsung menuju ke aurora aktif.

Roket-roket tersebut adalah kendaraan peluncuran berukuran kecil yang melayang-layang di luar angkasa selama beberapa menit, kemudian jatuh kembali ke Bumi.

Namun saat terjatuh, muatan ilmiah yang dibawanya akan mendapatkan banyak informasi berharga tentang aurora.

Menurut tim ahli, salah satu roket akan melepaskan pelacak uap untuk melacak bagaimana angin di dekat aurora bergerak.

Sementara roket lainnya akan mengukur suhu dan kepadatan plasma di sekitar aurora. Misi ini dijadwalkan akan diluncurkan pada 23 Maret 2022.

Kita nantikan hasil pengujian para ilmuwan setelah NASA mengirimkan dua roket ke Aurora Borealis aktif  tersebut. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak