Kontras di Senayan: Joget DPR vs Diam Gibran, Publik Membaca Pesan Tersembunyi

Di tengah riuhnya joget anggota DPR di Sidang Tahunan MPR, ekspresi datar Wapres Gibran Rakabuming Raka justru viral. Sikap diamnya menjadi sorotan dan ditafsirkan warganet sebagai "suara rakyat" yang tak terucap.

Hairul Alwan

Posted: Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:29 WIB
Penampilan Wapres Gibran berdasi biru saat mendampingi Presiden Prabowo di Sidang Tahunan MPR-DPR RI. (Suara.com/Novian)

Penampilan Wapres Gibran berdasi biru saat mendampingi Presiden Prabowo di Sidang Tahunan MPR-DPR RI. (Suara.com/Novian)

Hitekno.com - Sebuah momen kontras yang kuat terekam dalam Sidang Tahunan MPR RI di Senayan, Jakarta. Saat sebagian anggota dewan larut dalam euforia joget DPR massal diiringi lagu daerah seusai pidato Presiden Prabowo Subianto, sorot kamera justru mengabadikan pemandangan yang berlawanan di kursi pimpinan.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tertangkap kamera hanya duduk diam, tak bergeming, dengan ekspresi wajah yang sepenuhnya datar.

Momen singkat tanpa kata ini sontak menjadi viral dan memicu gelombang interpretasi masif di dunia maya, di mana diamnya Gibran dianggap jauh lebih "nyaring" daripada musik yang menggema di ruang sidang.

Kontras yang Menjadi Sorotan Nasional

Suasana formal kenegaraan pecah menjadi perayaan informal ketika lagu-lagu seperti “Sajojo” dan “Gemu Fa Mi Re” diputar.

Beberapa wakil rakyat spontan berdiri dan bergoyang. Namun, di tengah kemeriahan tersebut, Gibran tetap pada posisinya, tanpa senyum, tanpa tepuk tangan, tanpa ekspresi.

Potongan video momen ini meledak di media sosial setelah dibagikan oleh berbagai akun, salah satunya @fakta.indo pada Senin, 18 Agustus 2025, dengan keterangan singkat:

Momen wapres terdiam menyaksikan anggota DPR tiba-tiba joget usai sidang. Keheningan Gibran di tengah keramaian itulah yang menjadi kanvas bagi proyeksi dan penafsiran publik.

Ditafsirkan sebagai Simbol Kegelisahan Rakyat

Dalam sekejap, kolom komentar di berbagai platform dibanjiri oleh warganet yang merasa terwakili oleh sikap sang Wakil Presiden.

Baca Juga: Mengenal Askariasis, Cacing Pembunuh yang Gerogoti Tubuh Balita di Sukabumi Hingga Tewas!

Banyak masyarakat menilai, sikap diam Gibran seolah mewakili suara hati rakyat yang kerap kritis terhadap perilaku anggota dewan.

Ekspresi datarnya dianggap sebagai sebuah sindiran halus namun telak terhadap para legislator.

Seorang warganet dengan lugas menulis, untuk kali ini ekspresi wajah Pak Wapres sangat mewakili sekali kami sebagai rakyatnya!!" Komentar ini diamini oleh ribuan lainnya, bahkan ada yang menambahkan sentuhan humor, Gw yakin pak, lu udah muak sama mereka.

Fenomena ini memicu perdebatan luas tentang citra dan kepantasan lembaga legislatif, yang aksinya di ruang sidang kerap dinilai kontras dengan parlemen di negara-negara lain yang menjaga formalitas dan kewibawaan.

Beragam Spektrum Komentar Publik

Di luar interpretasi utama sebagai bentuk kritik, momen viral ini juga memancing beragam komentar lain yang menunjukkan perhatian publik terhadap sang wapres.

Beberapa warganet justru menyoroti kondisi fisiknya. "Apa cuma aku yg semakin kesini melihat Pak Wapres dengan kantong matanya? Semua demi Indonesia. Sehat-sehat selalu Pak Wapres @gibran_rakabuming (emoji senyum),” tulis sebuah akun, mengalihkan fokus dari politik ke sisi humanis.

Komentar yang lebih analitis juga muncul, menyinggung hubungan antar lembaga negara. "Jadi gini kawan: DPR, MPR sama Presiden itu lembaga yang berbeda. Jadi musuh utama rakyat itu DPR, MPR, DPD & Menteri. Salam akal sehat,” tulis netizen lain, mencerminkan pemahaman publik yang semakin kritis terhadap struktur pemerintahan.

Kekuatan Bahasa Tubuh di Panggung Politik

Terlepas dari apa yang sebenarnya ada di benak Gibran saat itu, respons publik menunjukkan betapa kuatnya bahasa tubuh dalam komunikasi politik era digital.

"Meski ekspresi Gibran tampak sederhana, diamnya ia di tengah riuhnya joget DPR berhasil memicu diskursus besar."

Sikapnya menjadi simbol kontras antara citra keseriusan seorang eksekutif muda dengan perilaku legislatif yang dinilai sebagian publik kurang substantif.

Pada akhirnya, warganetlah yang mengisi keheningan Gibran dengan suara hati dan kegelisahan mereka sendiri, menjadikannya sebuah momen politik yang tak terlupakan.

Berita Terkait Berita Terkini

Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi, telah menyampaikan permohonan maaf dan menyebut kejadian tersebut murni kesalahpahaman....

internet | 14:23 WIB

Beredar kabar Bupati Lebak menyemprot kades karena memakai fasilitas mewah, namun infrastruktur desa masih rusak....

internet | 13:36 WIB

Politikus menilai pertemuan Gibran Rakabuming dan Try Sutrisno untuk meredam isu pemakzulan....

internet | 13:13 WIB

Fotokopi ijazah Jokowi yang ditampilkan oleh Bareskrim Polri diduga tidak berasal dari sumber aslinya....

internet | 09:32 WIB

Saat dalam perawatan, tim medis menemukan sejumlah besar cacing gelang keluar dari hidung, mulut, dan anus korban....

internet | 08:53 WIB