Hitekno.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden ketika beridati di hadapan pejabat intelijen di kantor Direktur Intelijen Nasional AS (DNI) menyinggung soal Jakarta yang akan tenggelam.
DNI sendiri tugasnya untuk DNI mengawasi dan membawahi lembaga-lembaga intelijen lain di AS.
Baca Juga
Oppo A16k Resmi Dirilis di Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan
Realme 9i dan Narzo 50 5G Masuk Indonesia 24 Mei
Harga Poco M3 Pro 5G Turun Jadi Rp 2,5 Jutaan
Deretan Fitur Infinix Note 12 VIP, Bawa Layar 120 Hz dan Hyper Charge 120 W
PBESI Sambut Timnas Free Fire Indonesia Usai Raih Emas dan Perak di SEA Games Vietnam
Joe Biden menyebut Indonesia saat mengemukakan soal perubahan iklim sebagai ancaman nyata terhadap Amerika Serikat dan seluruh dunia. Ia mengatakan bahwa perubahan iklim saat ini membahayakan seluruh negara di dunia.
"Tantangan iklim sudah mempercepat instabilitas di dalam negeri kita dan di seluruh dunia: cuaca ekstrem semakin sering terjadi dan semakin mematikan; krisis pangan dan air; naiknya permukaan laut, menyebabkan perubahan iklim dan mendorong migrasi besar-besaran yang memiliki risiko fundamental terhadap masyarakat yang paling rentan di dunia," beber Presiden AS.
Ia mengingatkan bahwa ketika terpilih sebagai wakil presiden pada 2008, Departemen Pertahanan AS mewanti-wanti bahwa ancaman nasional terbesar adalah perubahan iklim.
"Jika permukaan laut naik dua setengah kaki, maka akan ada jutaan orang bermigrasi, berebut lahan-lahan subur. Kita melihat ini terjadi Afrika Utara," imbuh Biden, sembari memperingatakan para pejabat intelijen AS untuk waspada.
Di Afrika Utara bagian tengah, jelas Biden, ribuan Muslim yang hanya berbeda etnis - Arab dan kulit hitam - saling membunuh karena berebut sedikit tanah subur.

"Tetapi apa yang terjadi - apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksi yang mengatakan bahwa ibu kota mereka harus dipindahkan karena ibu kota saat ini terendam air?" tanya Joe Biden.
"Ini penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan terkait lingkungan," ujar dia.
Joe Biden kemudian meminta kepada jajaran intelijen Amerika untuk bekerja keras membantu pemerintah menemukan cara untuk mengatasi ancaman-ancaman baru seperti perubahan iklim.
"Komunitas intelijen akan menjadi kekuatan penentu Amerika saat kita berhadapan dengan tantangan-tantangan baru dan hibrida," ujar dia.
Sebelumnya sebuah penelitian badan antariksa Amerika Serikat (NASA) pada pekan lalu menunjukkan bahwa mulai 2030 kawasan pesisir di seluruh dunia akan lebih sering direndam banjir rob sebagai akibat dari siklus bulan dan naiknya permukaan air laut.
Sementara sebuah studi pada 2018 lalu oleh Insitut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan bahwa 95 persen Jakarta akan terendam air laut pada 2050 mendatang. (Suara.com/ Liberty Jemadu).