Hujan Meteor Delta Akuarid Tiba Pekan Ini, Jangan Sampai Terlewatkan

Kapan puncak hujan meteor Delta Akuarid kali ini?

Agung Pratnyawan
Rabu, 28 Juli 2021 | 21:30 WIB
Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/OpenClipart)

Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/OpenClipart)

Hitekno.com - Hujan meteor Delta Akuarid telah mulai aktif sejak 12 Juli kemarin, dan akan berlangsung hingga 23 Agustus 2021. Namun ingat, puncaknya akan terjadi pada 30 Juli 2021 mendatang.

Jangan sampai melewatkan fenomena langit hujan meteor Delta Akuarid yang terjadi puncakna pada pekan ini.

Selama periode ini, pengamat akan memiliki peluang untuk melihat meteor di konstelasi Akuarius.

Baca Juga: Siap-siap, Hujan Meteor Alfa Capricornid dan Delta Aquarid Tiba Akhir Juli

Diperkirakan, hujan meteor Delta Akuarid baru dapat diamati pukul 19:55 WIB saat titik pancarannya naik di atas ufuk timur.

Hujan meteor ini akan tetap dapat diamati hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:40 WIB.

Hujan meteor tersebut akan menghasilkan tampilan terbaiknya pada jam-jam sekitar pukul 02:00 WIB.

Baca Juga: Siap-siap, Indonesia Bisa Saksikan Hujan Meteor Arietid Pada 7 Juni 2021

Saat ini, rotasi Bumi membuat wilayah Jakarta dan sekitarnya menghadap secara optimal ke arah datangnya meteor.

Hujan Meteor Delta Akuarid 30 Juli 2021. [In the sky]
Hujan Meteor Delta Akuarid 30 Juli 2021. [In the sky]

Ini memaksimalkan jumlah hujan meteor secara vertikal ke bawah, menghasilkan jalur pendek yang dekat dengan titik pancaran.

Dilansir dari In The Sky, Rabu (28/7/2021), pada puncaknya, hujan meteor ini diperkirakan menghasilkan sekitar 25 meteor per jam.

Baca Juga: LAPAN: Hujan Meteor Quadrantid Dini Hari Nanti Bisa Dilihat dari Indonesia

Namun, pengamat harus mengamatinya di lokasi yang sangat gelap dan pancuran hujan meteor terletak tepat di atas kepala.

Pancaran hujan meteor akan muncul pada ketinggian puncak 80 derajat di atas cakrawala.

Cara untuk menemukan pancarannya adalah dengan berbaring telentang dan melihat ke tengah, antara cakrawala dan 45 derajat dari Akuarius.

Baca Juga: Lapan: Hujan Meteor Perseid Pekan Ini, Dapat Picu Dentuman

Para ahli percaya bahwa objek yang menghasilkan Delta Akuraid, kemungkinan besar berasal dari jejak puing-puing yang ditinggalkan oleh komet 96P Machholz yang hancur.

Komet ini mengorbit sekali mengelilingi Matahari setiap lima tahun.

Menurut Daily Mail, komet 96P Machholz diyakini memiliki inti berdiameter sekitar 6,4 kilometer.

NASA melaporkan bahwa fragmen komet yang menghasilkan Delta Akuarid bergerak dengan kecepatan sekitar 25 mil per detik saat melewati atmosfer Bumi.

Jangan sampai terlewatkan puncak hujan meteor Delta Akuarid pada pekan ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak