Hasil Penyelidikan FAA, Ini Penyebab Roket SpaceX Meledak

SpaceX berpendapat bahwa Starship SN8 yang diuji pada Desember 2020 aman untuk terbang, meski berakhir jatuh.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 19 Juni 2021 | 09:00 WIB
Ilustrasi logo SpaceX. (YouTube/ SpaceX)

Ilustrasi logo SpaceX. (YouTube/ SpaceX)

Hitekno.com - Federal Aviation Administration (FAA) mengungkap peluncuran roket Starship SpaceX yang mencapai kecelakaan hingga menyebabkan ledakan ini telah mengabaikan dua peringatan mereka.

Disampaikan kalau perusahaan milik Elon Musk tersebut telah mengabaikan dua peringatand dari FAA hingga jatuh kemudian meledak.

Menurut Wayne Monteith, kepala divisi luar angkasa FAA, SpaceX melakukan pelanggaran lisensi karena tidak konsisten dengan pedoman keselamatan.

Baca Juga: Ini Alasan SpaceX Kirim Ratusan Cacing ke Luar Angkasa

"Meskipun laporan menyatakan bahwa semua pihak SpaceX percaya risiko itu cukup rendah untuk memenuhi kriteria pengaturan, SpaceX menggunakan metode analitik yang tampaknya dikembangkan dengan tergesa-gesa untuk memenuhi target peluncuran," tulis Monteith dalam sebuah surat kepada presiden SpaceX Gwynne Shotwell.

Meski begitu, SpaceX mengatakan kepada FAA bahwa kesalahan utama bersumber pada perangkat lunak roket.

SpaceX berpendapat bahwa Starship SN8 yang diuji pada Desember 2020 aman untuk terbang, meski berakhir jatuh.

Baca Juga: Persiapan Misi ke Mars, SpaceX Akan Uji Orbital Pertama Roket Starship

Tetapi model FAA menunjukkan bahwa kondisi cuaca seperti kecepataan angin, dapat membuat gelombang kejutnya berbahaya bagi bangunan terdekat.

SpaceX meminta FAA untuk mengabaikan hitungan mundur keselamatan, tetapi FAA menolaknya.

Roket SpaceX meledak. (Yotube/KXAN)
Roket SpaceX meledak. (Yotube/KXAN)

Alih-alih mematuhi batasan keamanan tersebut, SpaceX memulai kembali hitungan mundur peluncuran dan tampaknya mengklaim bahwa datanya sendiri sudah cukup.

Baca Juga: SpaceX Starship SN10 Meledak, Elon Musk Ungkap Penyebabnya

Sekitar 15 menit sebelum lepas landas, FAA memberi tahu bahwa data cuaca yang diberikan tidak cukup.

Namun, SpaceX tampaknya mengabaikan peringatan ini karena berasumsi bahwa inspektur tidak memiliki informasi terbaru.

Dilansir dari Independent, Jumat (18/6/2021), FAA menyebut SpaceX tetap melanjutkan peluncuran berdasarkan asumsi, bukan pemeriksaan prosedural dan afirmasi positif.

Baca Juga: Starlink Capai 10 Ribu Pengguna, SpaceX Ingin Tambah Satelit Lagi

"Tindakan ini menunjukkan kurangnya kontrol operasional dan disiplin proses yang tidak konsisten dengan budaya keselamatan yang kuat," tambah Monteith.

FAA memerintahkan perusahaan dirgantara swasta itu untuk mengevaluasi kembali prosedur keselamatannya.

Penyelidik FAA tampaknya tidak dapat menentukan apakah pelanggaran SpaceX terhadap lisensinya disengaja.

Roket SpaceX Starship meledak. (Twitter/@SpaceX)
Roket SpaceX Starship meledak. (Twitter/@SpaceX)

Oleh karena itu, peninjauan tersebut tidak menghasilkan konsekuensi. Tetapi, pada uji peluncuran berikutnya, SpaceX tampaknya tetap tidak peduli.

Ini terbukti ketika FAA bersikeras bahwa inspektur harus hadir di lokasi pengujian secara fisik, namun SpaceX mengabaikannya.

Elon Musk justru mencuitkan pada Januari 2021 bahwa divisi ruang angkasa FAA memiliki struktur peraturan yang rusak secara fundamental.

Musk juga mengkritik FAA pada Maret, sebelum peluncuran prototipe Starship SN11, ketika seorang inspektur FAA meninggalkan kota untuk akhir pekan sebelum uji lepas landas dilakukan.

Walau begitu, FAA bersikeras bahwa SpaceX melakukan peluncuran tanpa otorisasi FAA.

Kongres saat ini sedang mengawasi FAA untuk melihat bagaimana menangani pelanggaran SpaceX terhadap lisensi peluncurannya.

Itulah hasil evaluasi FAA pada kecelakaan dalam peluncuran roket Starship SpaceX hingga meledak. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak