Usung Konsep Smart Farming 4.0, Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020

Dosen UGM tersebut terpilih sebagai pemenang pertama kategori Startup pada Hermes Award tahun 2020 di ajang Hannover Messe Jerman.

Dinar Surya Oktarini
Selasa, 20 April 2021 | 11:32 WIB
Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020. (Dok. Istimewa)

Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020. (Dok. Istimewa)

Hitekno.com - Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, S.T.P., M.Agr., Ph.D dengan tim Startup RiTx Bertani berhasil menoreh prestasi sebagai pemenang pertama kategori Startup pada Hermes Award tahun 2020 di ajang Hannover Messe Jerman.

Bayu menuturkan hadirnya RiTx Bertani dilatarbelakangi hasil penelitiannya saat menempuh pendidikan S3. Saat itu, berdasarkan data sekunder tahun 1980-2010 menunjukkan adanya penurunan produktivitas sektor pertanian hingga 20 persen. Hal ini merupakan imbas dari kurangnya akses informasi petani terhadap ketidakpastian iklim dan cuaca. Sedangkan prakiraan yang dilakukan oleh BMKG hanya sampai pada tingkat kabupaten atau kota yang menurut Bayu kurang tepat sebagai acuan pertanian mengingat dalam jarak 2 kilometer cuaca yang terjadi dapat berbeda.

“Saat petani ditanya mereka hanya menuturkan bahwa gagal panen yang terjadi dikarenakan salah mongso (musim). Padahal, ketidakpastian iklim dan cuaca dapat dipelajari secara ilmiah. Iklim merupakan siklus dan pergeseran cuaca dapat diprediksi,” ungkap Bayu, Selasa (20/4).

Baca Juga: Habis Beli Lontong Malah Ketemu Artis, Netizen: Damage Nggak Ada Obat

Bayu menambahkan tujuan utama RiTX Bertani selain membantu meningkatkan produktivitas petani tapi juga melakukan perubahan perilaku bertani di Indonesia menjadi berbasis data terstruktur.

Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020. (Dok. Istimewa)
Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020. (Dok. Istimewa)

Startup RiTx Bertani dari PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa memiliki konsep Smart Farming 4.0 dengan menggunakan alat sensor untuk melakukan pengambilan data secara real-time pada lahan pertanian dan perkebunan. Data yang didapatkan berupa cuaca, suhu, kelembaban, kekuatan angin, hingga PH tanah dan kesuburan. Kemudian, Bayu mengembangkan algoritma untuk menerjemahkan data tersebut menjadi informasi yang akurat bagi petani yang dapat diakses melalui aplikasi seperti kapan perlu menambahkan air dan pupuk hingga informasi cuaca saat itu. Tak hanya itu, RiTx Bertani juga menyediakan fitur identifikasi hama menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan fitur edukasi dari mulai proses tanam hingga end to market (proses penjualan hasil tani).

“Tentu saya merasa senang dan bangga. Penghargaan ini adalah wujud apresiasi semua kerja keras tim selama ini sekaligus menjadi pemicu kami untuk lebih baik dan semangat untuk berinovasi dalam membantu petani,” urainya.

Baca Juga: Beli Smartphone Baru saat Pandemi, Samsung Financing Luncurkan Promo

Saat ini, RiTx Bertani sudah dapat digunakan terhadap 38 jenis komoditas pangan dan hortikultura serta hanya perlu waktu 1 jam untuk pemasangan sensor di lapangan. Tak hanya itu, saat ini RiTx Bertani sudah diterapkan di 22 kabupaten di Indonesia bekerja sama dengan kementerian dan lembaga, seperti Bappenas, Kemenko Perekonomian, Kementan, Kominfo, Kemendes, Bank Indonesia, BNI, beberapa industri swasta. Targetnya pada tahun 2021 RiTx Bertani dapat diaplikasikan di 76 kabupaten di Indonesia.

“Saya berharap RiTx Bertani dapat terus berkembang dan berinovasi agar memberikan dampak yang luas bagi petani di Indonesia,” jelas Bayu.

Baca Juga: Nias Barat Diguncang Gempa Berkekuatan 6,4 SR, Dirasakan Hingga Padang

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak