Ikut Misi NASA ke Bulan, Blue Origin Uji Coba Roket New Shepard

Perusahaan milik Jeff Bezos ini tengah bersiap dalam misi ke Bulan bersama NASA.

Agung Pratnyawan
Minggu, 18 Oktober 2020 | 06:00 WIB
Blue Moon, konsep pesawat antariksa Blue Origin yang rencananya akan dikirim ke Bulan pada 2024. Konsep ini dipamerkan Jeff Bezos, pemilik Blue Origin yang juga pendiri Amazon, di Amerika Serikat, Kamis (9/5/2019). [Blue Origin]

Blue Moon, konsep pesawat antariksa Blue Origin yang rencananya akan dikirim ke Bulan pada 2024. Konsep ini dipamerkan Jeff Bezos, pemilik Blue Origin yang juga pendiri Amazon, di Amerika Serikat, Kamis (9/5/2019). [Blue Origin]

Hitekno.com - Badan antariksa Amerika Serikat, NASA tengah menyiapkan misi ke Bula dengan melibatkan beragam perusahaan swasta. Termasuk Blue Origin milik Jeff Bezos, bos Amazon.

Untuk berpartisipasi dalam misi tersebut, perusahaan Jeff Bezos ini telah menguji peralatan yang diperlukan. Termasuk persiapan roket New Shepard.

Blue Origin meluncurkan roket New Shepard untuk ketujuh kalinya dari Texas pada Selasa (13/10/2020).

Baca Juga: Berusia 1 Miliar Tahun, NASA Klaim Temukan Padang Pasir di Mars

Perusahaan itu sedang menguji teknologi baru tentang pendaratan Bulan untuk NASA yang bisa membantu mengirim astronot kembali ke Bulan pada 2024.

Uji penerbangan mencapai ketinggian puncak 106 km dan berlangsung 10 menit. Pendorong itu mendarat secara vertikal di lokasi peluncuran dengan kapsul yang membawa eksperimen ilmiah.

Pada papan penguatnya terdapat peralatan navigasi NASA, termasuk sensor dan komputer yang akan digunakan kembali dalam misi mendatang.

Baca Juga: NASA Siap Ungkap Rahasia Asteroid Bennu, Batuan yang Bisa Menabrak Bumi

Muatan tadi disebut sebagai Splice, singkatan dari Safe and Precise Landing - Integrated Capabilities Evolution. Dengan menggunakan kamera untuk mendapatkan informasi real time tentang lingkungannya, komputer dapat melakukan "navigasi relatif medan".

Blue Origin [Blue Origin].
Blue Origin [Blue Origin].

Data ini dibandingkan dengan peta di sistem komputer sehingga dapat lebih memahami lingkungan sekitar dan daratan secara lebih aman.

Seiring waktu, roket New Shepard akan menerbangkan 12 muatan ke tepi luar angkasa, termasuk peralatan seperti demonstrasi sensor pendaratan yang akan digunakan sebagai bagian dari misi Artemis NASA.

Baca Juga: NASA Tak Sadar Temukan Fosfin di Venus 42 Tahun Lalu

Administrator NASA, Jim Bridenstine, mencuitkan ucapan selamat setelah uji peluncuran dilakukan. Ia mengatakan bahwa badan antariksa membutuhkan kemampuan untuk mendarat dengan tepat di lokasi tertentu di Bulan.

Dipimpin pendiri Amazon, Blue Origin memimpin tim perusahaan untuk mengembangkan pendarat Bulan untuk astronot. SpaceX milik Elon Musk juga bergabung dalam pengerjaan pendarat, demikian pula Dynetics.

Dilansir dari The Independent pada Sabtu (17/10/2020), NASA telah memilih tiga perusahaan ini dalam fase awal program pendaratan di Bulan untuk misi Artemis.

Baca Juga: Bersama SpaceX, NASA akan Luncurkan 4 Astronot ke ISS

Peluncuran yang dilakukan Blue Origin adalah yang pertama dalam jangka hampir setahun dikarenakan pandemi COVID-19. Perusahaan itu mengatakan masih harus melakukan beberapa uji penerbangan lagi sebelum meluncurkan awak.

Itulah upaya Blue Origin uji coba roket New Shepard dalam rangka persiapan misi ke Bulan bersama NASA. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak