Misi Teleskop Pemburu Planet Milik NASA Diperpanjang

Teleskop telah mencitrakan 75 persen langit, menemukan 66 eksoplanet baru, serta 2.100 kandidat.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Minggu, 16 Agustus 2020 | 21:45 WIB
Logo NASA. (Shutterstock)

Logo NASA. (Shutterstock)

Hitekno.com - Setelah menyelesaikan misi utama selama dua tahun, NASA berencana memperpanjang misi teleskop pemburu planet Transiting Exoplanet Survey Satellite. 

Dalam 24 bulan terakhir, teleskop telah mencitrakan 75 persen langit, menemukan 66 eksoplanet baru, serta 2.100 kandidat.

"TESS menghasilkan pengamatan berkualitas tinggi yang memberikan data berharga di berbagai topik sains. Saat memasuki misi tambahannya, TESS sudah sukses besar," kata Patricia Boyd, ilmuwan proyek TESS di Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip IFL Science, Minggu (16/8/2020).

TESS menghabiskan dua tahun pertamanya mempelajari langit Selatan dan kemudian beralih ke Utara. Sekarang, TESS telah pindah kembali ke langit Selatan untuk tahun depan.

Fase terakhir dari misi ini, yang berlangsung selama 15 bulan, akan kembali ke langit Utara serta mengamati ekliptika, sebuah bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari. Misi diperpanjang ini diharapkan selesai pada September 2022.

Misi yang diperpanjang juga akan melihat peningkatan dalam cara pengumpulan data dengan pengamatan ribuan bintang yang mungkin hanya dalam hitungan detik. TESS sekarang menangkap gambar bagian langit yang diamatinya setiap 10 menit. Hanya dalam 20 detik, itu akan dapat merekam kecerahan ribuan bintang.

Perekaman kecerahan sendiri merupakan pendekatan yang digunakan teleskop untuk menemukan planet baru. Ini dikenal juga sebagai metode transit.

Logo NASA. [Shutterstock]
Logo NASA. [Shutterstock]

Jika sebuah planet bergerak di depan bintangnya, TESS mencatat penurunan kecerahan. Jika beberapa kali hal itu terjadi dalam pola biasa, TESS akan mampu mendeteksi sebuah planet.

TESS telah menemukan berbagai macam planet, termasuk planet seukuran Bumi. Refleks cepatnya dalam mengamati langit malam juga telah digunakan untuk mendeteksi bintang yang dicabik-cabik oleh lubang hitam.

Adanya dukungan ini membuat semua jenis pengamatan ini terus memberikan wawasan baru tentang kumpulan bintang serta planet di Bimasakti. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Baca Juga: Bandingkan Hasil Kamera Berbagai Merek HP, Sindiran Meme Ini Menohok

Berita Terkait Berita Terkini

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB

Jika kalian melihat 9 makhluk di atas untuk segera menjauh dan segera keluar dari air untuk menyelamatkan diri dari sera...

sains | 15:06 WIB