Peneliti Duga Bulan Jupiter Memiliki Lautan, Berpotensi Layak Huni?

Penelitian baru menunjukkan bahwa lautan di bulan Jupiter ini memiliki sifat yang tepat untuk dapat dihuni.

Agung Pratnyawan
Minggu, 28 Juni 2020 | 06:00 WIB
Planet Jupiter. (NASA)

Planet Jupiter. (NASA)

Hitekno.com - Europa, salah satu bulan Jupiter menarik perhatian para peneliti. Karena di satelit alami tersebut diduga memiliki lautan. Namun apakah tempat tersebut bisa jadi tempat hunian manusia?

Bulan Europa sendiri adalah satelit keenam dari planet Jupiter, planet raksasa di tata surya kita. Europa menarik perhatian untuk dieksplorasi seperti apa kondisinya.

Europa memiliki permukaan es dan di bawah kerak esnya, terdapat lautan air cair dan geyser meletus dari celah di permukaan beku. Hal itu membuat ilmuwan bertanya-tanya: mungkinkah ada kehidupan di sana?

Baca Juga: Tata Surya Hampir Memiliki Dua Matahari karena Ukuran Jupiter Terlalu Besar

Penelitian baru menunjukkan bahwa lautan tadi memiliki sifat yang tepat untuk dapat dihuni, meskipun tidak dapat dipastikan apakah ada kehidupan di sana atau tidak. Dipresentasikan pada konferensi geokimia Goldschmidt Virtual 2020, para ilmuwan melihat kemungkinan asal dan komposisi lautan.

Berdasarkan data dari Hubble dan Galileo NASA, tim ahli percaya bahwa panas dari bagian dalam bulan memecah mineral, memungkinkan sejumlah besar air terbentuk. Air itu kaya akan berbagai zat, seperti karbon dioksida, kalsium, dan sulfat, tetapi tim berpikir itu berevolusi dan menjadi lebih seperti lautan di Bumi.

Ilustrasi planet Jupiter dengan bulan-bulannya. [Shutterstock]
Ilustrasi planet Jupiter dengan bulan-bulannya. [Shutterstock]

"Memang diperkirakan bahwa lautan ini masih bisa bersifat sulfur. Tetapi simulasi kami, ditambah dengan data lengkap dari Hubble, menunjukkan klorida pada permukaan Europa dan air kemungkinan besar menjadi kaya klorida. Dengan kata lain, komposisinya menjadi lebih seperti lautan di Bumi. Kami percaya lautan ini bisa sangat layak huni seumur hidup," ucap Mohit Melwani Daswani, ketua ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dikutip dari IFL Science pada Kamis (25/6/2020).

Baca Juga: Sangat Aktif, Objek Misterius Ditemukan Astronom di Sekitar Orbit Jupiter

Penelitian ini memodelkan komposisi dan sifat-sifat fisik inti dan lapisan-lapisan Europa, mensimulasikan pada suhu dan kedalaman air seperti apa dan molekul-molekul lain dibebaskan dari bebatuan.

"Europa adalah salah satu peluang terbaik kami untuk menemukan kehidupan di tata surya. Misi Europa Clipper dari NASA akan diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan dan pekerjaan kami bertujuan untuk mempersiapkan misi yang akan menyelidiki kelayakan Europa untuk dihuni. Penelitian ini membuat kita berpikir bahwa lautan di bulan-bulan lain, seperti tetangga Europa Ganymede dan bulan Saturnus Titan, mungkin juga terbentuk oleh proses serupa," tambah Daswani.

Europa memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari Bulan milik Bumi dan ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610. Belakangan, wahana antariksa Galileo NASA membagikan gambar penampakan terbaik Europa.

Baca Juga: Rekam Badai Terbesar, Citra Planet Jupiter Terbaru Ini Tampak "Terbakar"

NASA berencana untuk mempelajari Europa melalui misi Clipper. Misi ini diprediksi akan diluncurkan pada 2024 dan tiba di sekitar Jupiter pada 2030. Misi ini berfokus untuk mengkarakterisasi laut bawah permukaan bulan Jupiter dan melihat apakah bulan tersebut berpotensi laik huni.

Teleskop Hubble  [Shuttlestock].
Teleskop Hubble [Shuttlestock].

Dengan biaya misi sekitar 4 miliar dolar AS, Clipper akan dilengkapi kamera beresolusi 0,5 meter per piksel. Kamera itu 10 kali lebih tajam dari gambar terbaik Europa yang pernah ditangkap pesawat Galileo.

Itulah dugaan peneliti pada Europa, bulan Jupiter yang memungkinkan memiliki lautan. Dugaan ini pun memicu penasaran untuk eksplorasi satelit alami tersebut. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Baca Juga: Tim Astronom Temukan Eksoplanet Baru dengan Tiga Kali Ukuran Jupiter

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak