"Gelembung" Misterius Mengapit Galaksi Kita, Ilmuwan Beri Teori Ini

Ilmuwan berpendapat bahwa gelembung misterius ini berasal dari sebuah lubang hitam pada 6 juta tahun lalu.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 28 Mei 2020 | 17:30 WIB
Gelembung Fermi tampak berada di atas dan di bawah galaksi Bima Sakti. (NASA)

Gelembung Fermi tampak berada di atas dan di bawah galaksi Bima Sakti. (NASA)

Hitekno.com - Luar angkasa menyimpan banyak misteri yang masih belum bisa kita pecahkan hingga saat ini. Salah satu misteri yang memancing rasa ingin tahu ilmuwan adalah sebuah "gelembung raksasa" yang mengapit galaksi kita.

Disebut dengan Fermi Bubbles atau Gelombang Fermi, struktur ini seperti bola kembar gas, debu, dan sinar kosmik yang muncul dari pusat galaksi.

Bentuk gelembung tersebut seperti sebuah sayap ngengat raksasa yang membentang luas di luar angkasa.

Baca Juga: Astronom Temukan Galaksi Langka Berbentuk Cincin

Menurut rilis resmi dari NASA, pada tahun 2010, Fermi Gamma-ray Space Telescope berhasil mengungkapkan fitur yang sebelumnya tidak diketahui pada galaksi kita.

Pengamatan dari sinar gamma menemukan bahwa terdapat "gelombang" atau struktur misterius yang muncul di atas dan di bawah pusat galaksi kita.

Baca Juga: Temuan Baru, Ilmuwan Ungkap Supernova Paling Cerah di Galaksi

Struktur tersebut membentang, dengan panjang total sebesar 50 ribu tahun cahaya.

"Bidang galaksi kita (ditunjukkan dengan warna biru) bersinar terang dalam sinar gamma, yang dihasilkan ketika partikel berenergi tinggi yang disebut sinar kosmik berinteraksi dengan gas dan debu. Gelembung Fermi memancarkan sinar gamma berenergi lebih tinggi daripada seluruh cakram galaksi," tulis keterangan resmi dari NASA.

Selama satu dekade terakhir, ilmuwan mencoba menebak sesuatu yang menghasilkan sinar gamma tersebut.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Astronom Menemukan Oksigen di Luar Galaksi Bima Sakti

Pada sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan pada The Astrophysical Journal di tanggal 14 Mei 2020, setidaknya ilmuwan berhasil memberikan sebuah teori mengenai asal mula Gelombang Fermi.

Ilmuwan berpendapat bahwa Gelombang Fermi, bersama dengan sinar-X misterius dan struktur radio di sekitar pusat galaksi Bima Sakti, semuanya terkait dengan sebuah peristiwa pada lubang hitam yang dimulai sekitar 6 juta tahun lalu.

Struktur dari Fermi Bubbles atau Gelembung Fermi. (NASA Goddard)
Struktur dari Fermi Bubbles atau Gelembung Fermi. (NASA Goddard)

Dengan menggunakan beberapa simulasi komputer, para peneliti menunjukkan bahwa baik Gelembung Fermi dan struktur X-ray terdekat, mereka bisa terbentuk dalam satu gerakan oleh gelombang kejut besar yang meledak dari lubang hitam di pusat galaksi, atau dikenal sebagai Sagittarius A.

Baca Juga: Prediksi Peneliti, Ada 10 Miliar Planet Mirip Bumi di Galaksi Bimasakti

Gelombang kejut itu kemungkinan telah dimulai ketika lubang hitam tiba-tiba kehilangan dua jet besar penuh materi terionisasi.

Para astronom telah mengamati jet seperti ini meledak dari galaksi dengan lubang hitam besar sebelumnya, meskipun mereka masih tidak yakin mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Dikutip dari Live Science, jika jet itu cukup lebar dan cukup kuat, mereka bisa menciptakan gelombang kejut kembar yang meledak melalui gas panas di kedua sisi pusat galaksi.

"Guncangan gelombang langsung dihasilkan sesaat setelah jet menembus 'ambient halo gas'. Setelah jet sempat mati selama 1 juta tahun, terdapat 'gelembung' yang mengembang ke ukuran yang seperti kita amati saat ini," tulis ilmuwan dalam penelitiannya.

Penelitian di atas sangat menarik karena kita bisa mengetahui salah satu teori dari "gelembung" misterius yang ternyata berasal dari jutaan tahun lalu di luar angkasa.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak