Terumbu Karang Unik! Bisa Berubah Warna-warni

Terumbu karang mendapatkan warna melalui hubungan simbiosis dengan ganggang kecil dan zooxanthellae bersel tunggal yang hidup di dalam jaringan karang.

Dinar Surya Oktarini
Rabu, 27 Mei 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi terumbu karang. (Pixabay/marcelokato)

Ilustrasi terumbu karang. (Pixabay/marcelokato)

Hitekno.com - Tak semua terumbu karang yang mengalami stress menjadi pucat karena terkena polusi dan kenaikan suhu lautan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa terumbu karnag juga berubah menjadi lebih berwarna. 

Penelitian yang dilakukan oleh University of Southampton di Inggris, telah menjelaskan proses yang tidak biasa yang dikenal sebagai "colorful bleaching", digunakan terumbu karang sebagai strategi pemulihan darurat untuk melawan perubahan lingkungan.

"Seolah-olah terumbu karang itu berteriak meminta perhatian dengan menunjukkan warna-warna cerah, berusaha melindungi diri dari gelombang panas lautan," ucap Richard Vevers, CEO dan pendiri The Ocean Agency, seperti yang dikutip dari IFL Science, Selasa (26/5/2020).

Baca Juga: Jangan Sampai Salah Kirim, Ini Makna Emoji Hati Sesuai Warna

Terumbu karang mendapatkan warna melalui hubungan simbiosis dengan ganggang kecil dan zooxanthellae bersel tunggal yang hidup di dalam jaringan karang. Mikroorganisme memberi karang makanan dan warna melalui pigmen fotosintesisnya, sementara karang memberi mikroorganisme itu perlindungan.

Sayangnya, hubungan ini bisa berubah menjadi bencana jika air tercemar atau suhu berubah menjadi terlalu hangat, memaksa mikroalga dan zooxanthellae untuk menghindari jaringan karang.

Tidak hanya kehilangan pigmennya untuk memberi warna putih, karang juga kehilangan pasokan makanan dan membuatnya menjadi lemah dan rentan terhadap penyakit.

Baca Juga: Kisah Pilu Seorang Anak di Makam Viral, Netizen: Terlalu Banyak Bawang

Namun, terumbu karang tidak selalu kehilangan warnanya atas respon terhadap tanda bahaya pertama. Dilaporkan dalam jurnal Current Biology, penelitian baru menunjukkan terumbu karang yang mengalami episode pemanasan laut yang ringan atau singkat dapat mengalami proses yang dikenal sebagai "optical feedback loop", itu membuat karang menjadi terlihat lebih jelas karena berwarna.

Terumbu karang. [Iflscience]
Terumbu karang. [Iflscience]

Tidak adanya mitra mikroskopis karang memungkinkan lebih banyak cahaya untuk membanjiri jaringan dalam karang, meningkatkan produksi pigmen berwarna dan fotoprotektif. Ini menciptakan lapisan warna-warni yang berfungsi sebagai tabir surya, menghalangi beberapa sinar UV dan memberikan kondisi yang menguntungkan untuk kembalinya zooxanthellae.

"Dalam beberapa kasus, karang yang sangat berwarna mungkin keliru dianggap sebagai karang yang sehat, bukan karang yang mengalami stress. Namun, dalam kebanyakan kasus ada beberapa karang yang memutihkan diri karena polimorfisme warna yang terlibat, sehingga sangat mungkin pengamat akan menyadari ada sesuatu yang salah," tutur Profesor Jörg Wiedenmann, kepala Laboratorium Terumbu Karang Universitas Southampton.

Baca Juga: Bukan Lootbox, Ubisoft Hadirkan Battle Pass di Brawlhalla

Penelitian ini juga menyoroti perubahan iklim yang lambat laun akan terasa dampaknya secara global. Jika tidak ada tindakan untuk mengurangi perubahan iklim dalam beberapa dekade mendatang, ada kemungkinan terumbu karang di Bumi akan menghilang pada akhir abad ini.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak