Meteorit Ini Diklaim Ungkap Kondisi Mars Pernah Seperti Bumi

Bisa jadi Planet Mars memiliki kondisi layak huni dengan elemen penting seperti ditemukan di Bumi.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 02 Mei 2020 | 18:00 WIB
Ilustrasi Planet Mars. (NASA)

Ilustrasi Planet Mars. (NASA)

Hitekno.com - Planet Mars dianggap sebagai planet yang bisa jadi tempat tinggal manusia di masa depan. Tak heran banyak penelitian hingga misi ke luar angkasa mencari tahu soal planet merah ini.

Sebuah meteorit berusia 4 miliar tahun asal Mars yang ditemukan di daerah Antartika pada 1984 disebut mengandung nitrogen, menunjukkan bahwa mungkin Mars pernah memiliki kondisi serupa dengan Bumi.

Disebut meteorit Allan Hills (ALH) 84001, meteorit itu mengandung mineral karbonat berwarna oranye yang kemungkinan diendapkan dari air asin cair di Mars pada miliaran tahun silam.

Baca Juga: Demi Misi Mars, China Bangun Teleskop Radio Terbesar di Asia

Asteroid itu sendiri terlontar dari permukaan Mars sekitar 15 juta tahun lalu, membawa bahan organik yang mengandung nitrogen seperti ditemukan dalam mineral karbonat.

Mineral ini dapat menunjukkan lingkungan air pada awal kehidupan Mars yang mengandung nitrogen, elemen penting bagi semua kehidupan di Bumi dan komponen protein, DNA, dan RNA yang diperlukan.

Penemuan yang telah dipublikasikan di Nature Communications ini menunjukkan bahwa Mars pada kehidupan awal mungkin kaya bahan organik, berpotensi menjadikannya tempat yang layak huni untuk hidup.

Baca Juga: Meski WFH, Staf NASA Tetap Kirim Perintah ke Robot Curiosity di Mars

Penelitian terbaru yang menganalisis batuan sedimen dan meteorit menunjukkan bukti serupa dan ekspedisi sebelumnya juga menemukan belerang dan hidrokarbon mengandung klor, tetapi tidak banyak informasi diketahui tentang asal-usulnya.

Planet Mars [Shutterstock]
Planet Mars [Shutterstock]

Pemeriksaan meteorit ALH sebelumnya tidak dapat mengungkapkan kandungan batu karena masih terkontaminasi dengan bahan tanah dari salju dan es Antartika.

Karena itu, tim ilmuwan dari Earth-Life Science Institute di Tokyo Institute of ology dan Institute of Space dan Astronautical Science di Aerospace Exploration Agency Jepang menggunakan pita perak untuk mencabut butiran kecil karbonat dari meteor.

Baca Juga: NASA Pamer Potret Penampakan Bentuk Naga di Mars, Miripkah?

Tim ahli menggunakan mikroskop elektron pemindaian untuk mendeteksi keberadaan nitrogen dan menentukan bahan senyawa yang terkait.

Mereka yakin telah menemukan kandungan nitrogen dalam karbonat, menunjukkan bahwa Mars mungkin lebih mirip Bumi sebelum menjadi Planet Merah.

Ilustrasi tata surya. Perhatikan posisi Bumi terhadap Planet Mars. Dahulu susunannya memiliki kesamaan [Shutterstock].
Ilustrasi tata surya. Perhatikan posisi Bumi terhadap Planet Mars. Dahulu susunannya memiliki kesamaan [Shutterstock].

"Ada dua kemungkinan utama, apakah meteorit ini datang dari luar Mars atau terbentuk di Mars. Di awal sejarah tata surya, Mars kemungkinan dihujani sejumlah besar bahan organik, misalnya dari meteorit yang kaya karbon, komet, dan partikel debu. Beberapa dari batuan itu mungkin telah larut dalam air garam dan terperangkap dalam karbonat," ucap Atsuko Kobayashi dari Earth-Life Science Institute, seperti dikutip laman IFL Science.

Baca Juga: Pemburu Alien Ini Klaim Adanya Piramida di Planet Mars

Saat ini, permukaan Mars terlalu keras bagi organik untuk bertahan hidup. Tetapi beberapa ilmuwan percaya bahwa senyawa organik mungkin terawetkan di permukaan Mars selama miliaran tahun, seperti yang terlihat pada meteorit Allan Hills (ALH) 84001.

Itulah penelitian yang menyebutkan kalau meteorit Allan Hills mengungkap kondisi planet Mars pernah seperti Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak