Berdasarkan Data Apollo, Ilmuwan Buat Peta Geologis Bulan dengan Detail

Unified Geologic Map of the Moon ini, menampilkan seluruh permukaan Bulan yang telah dipetakan dan semua fitur-fiturnya diklasifikasikan secara seragam.

Agung Pratnyawan
Senin, 27 April 2020 | 15:00 WIB
Ilustrasi Bulan purnama. (NASA)

Ilustrasi Bulan purnama. (NASA)

Hitekno.com - Ilmuwan di United States Geological Survey (USGS) menggandeng NASA dan Lunar Planetary Institute, membuat peta geologis Bulan pertama dengan detail.

Bahkan peta geologis Bulan dari ilmuwan tersebut disebut-sebut paling komprehensif. Kenapa bisa seperti ini?

Dalam peta digital yang disebut Unified Geologic Map of the Moon ini, menampilkan seluruh permukaan Bulan yang telah dipetakan dan semua fitur-fiturnya diklasifikasikan secara seragam.

Baca Juga: Proyek Luar Angkasa, NASA akan Jadikan Kawah Bulan Teleskop Radio

Rincian peta ini memenampilkan berbagai wilayah dengan bintik-bintik gelap dan terang berwarna-warni di permukaan Bulan.

Tidak hanya bisa digunakan sebagai alat ilmiah dan pendidikan, pemetaan ini juga berguna untuk kru di misi Bulan yang akan datang.

"Orang-orang selalu terpesona oleh Bulan dan bertanya-tanya kapan kita kembali ke sana. Luar biasa melihat USGS menciptakan sumber daya yang dapat membantu NASA dengan perencanaan mereka untuk misi masa depan," ucap Jim Reilly, mantan astronot NASA dan direktur USGS saat ini, seperti dikutip laman Space.com, Senin (27/4/2020).

Baca Juga: Asteroid Melesat antara Bumi dan Bulan, Nyaris Tak Terdeteksi

Peta digital baru ini sangat komprehensif karena menggunakan data yang dihimpun selama lima dekade terakhir. Tim ahli menggunakan data dari misi satelit terbaru ke Bulan, serta data yang dikumpulkan selama misi Apollo.

Peta geologis Bulan. [Astropedia.astrogeology.usgs.gov]
Peta geologis Bulan. [Astropedia.astrogeology.usgs.gov]

Di antara data terbaru mencakup pengukuran ketinggian dari pengamatan stereo yang dilakukan oleh Terrain Camera pada misi SELENE (Selenological and Engineering Explorer) JAXA dan data topografi dari instrumen Lunar Orbiter Laser Altimeter (LOLA) pada Lunar Reconnaissance Orbiter NASA.

Para ilmuwan menggabungkan dataset lama dan baru untuk memperbarui peta Bulan saat diambil di era misi Apollo dengan data yang lebih baru.

Baca Juga: Donald Trump Sebut Bulan Milik AS, Bikin Rusia Geram

Selain itu, tim ahli juga mengembangkan metode baru yang disatukan untuk menggambarkan lapisan batuan Bulan. Banyak hal yang bisa dipelajari dari data-data ini.

Untuk mengakses peta geologis Bulan dengan detail luar biasa dalam skala 1:5.000.000 dapat mengakses di alamat ini. 

Itulah peta geologis Bulan yang berhasil dibuat dengan detail oleh imluwan USGS yang menggandeng NASA dan Lunar Planetary Institute. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Wujud Bulan saat Supermoon Menjadi Lebih Besar

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak