Catatan Kuno Diteliti Ilmuwan, Ungkap Kematian Manusia karena Meteor

Lebih dari 100 tahun lalu, terekam pada sebuah catatan kuno bahwa terdapat seorang manusia yang mati karena meteorit.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 26 April 2020 | 07:30 WIB
Ilustrasi meteor yang menuju atmosfer Bumi. (Pixabay/ A Owen)

Ilustrasi meteor yang menuju atmosfer Bumi. (Pixabay/ A Owen)

Hitekno.com - Berdasarkan penelitian terbaru, ilmuwan berpikir bahwa mereka telah menemukan bukti tertua tentang catatan kuno mengenai meteorit yang menyerang dan membunuh seorang manusia. Dalam catatan kuno, terungkap bahwa sebuah bola api yang jatuh dari langit dapat dengan tiba-tiba membunuh seseorang.

Penelitian mereka mengenai catatan kuno yang mengungkapkan serangan meteor atau meteorit telah diterbitkan di jurnal Meteoritics & Planetary Science.

Sebagai informasi, meteor merupakan benda-benda kecil di Tata Surya di mana ukuran mereka lebih kecil dari asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul.

Baca Juga: Tak Hanya Oumuamua, Ilmuwan Yakin Bahwa Ada Asteroid Antarbintang Lainnya

Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi dan bercahaya.

Jejak dari gas bercahaya tersebut dinamakan meteor atau terkenal dengan bintang jatuh.

Ilustrasi meteor. (Pixabay/ OpenClipart-Vectors)
Ilustrasi meteor. (Pixabay/ OpenClipart-Vectors)

Jika meteor tidak habis saat terbakar oleh atmosfer Bumi, maka ia disebut dengan meteorit.

Baca Juga: Ini Penampakan Asteroid Raksasa yang Akan Lintasi Bumi Pekan Depan

Ilmuwan dari Ego University dan Trakya University di Turki bersama dengan SETI Institute dari Amerika Serikat meneliti catatan tahun 1888 dari Direktorat Jenderal Arsip Negara Kepresidenan Republik Turki.

Catatan tersebut berisikan tiga manuskrip yang menceritakan kematian manusia karena meteorit.

Manuskrip pertama yang ditulis pada tanggal 13 September 1888, merinci bola api yang terjadi sebulan sebelumnya di malam hari pada sebuah desa di Turki yang lokasi persisnya tidak ditemukan oleh ilmuwan.

Baca Juga: Punya Temperatur yang Aman, Ilmuwan Temukan Planet Baru Mirip Bumi

Dalam manuskrip tersebut, terungkap bahwa meteorit menghujani langit selama 10 menit.

Lukisan kuno yang menggambarkan meteor jatuh di langit Ukraina pada tahun 1866. (Wikipedia/ Wilhelm Ritter von Haidinger)
Lukisan kuno yang menggambarkan meteor jatuh di langit Ukraina pada tahun 1866. (Wikipedia/ Wilhelm Ritter von Haidinger)

Satu orang meninggal dan seorang lagi terluka serta lumpuh akibat terkena ledakan meteorit.

Manuskrip kedua berisi permintaan yang diteruskan kepada Sultan Abdul Hamid II di mana mereka menanyakan mengenai apa yang mereka lakukan untuk menyikapi tragedi tersebut.

Baca Juga: Pemburu Alien Ini Klaim Adanya Piramida di Planet Mars

Manuskrip ketiga menceritakan dan menyebutkan bahwa seorang lelaki bernama Ahmed Munir Pasha mengirim surat dengan "sepotong batu" ke Wazir Agung.

Dikutip dari Gizmodo, kematian karena meteorit sangat jarang terjadi.

Pada sejarah modern, seorang supir bus di India bernama V. Kamaraj meninggal dalam kecelakaan yang diduga karena serangan meteorit di Natrampalli pada tahun 2016.

Meski begitu, NASA membantah klaim tersebut.

Peristiwa yang terkenal adalah ketika lebih dari 1.600 orang telah terluka ketika meteor jatuh di atas langit Chelyabinsk, Rusia pada tahun 2013.

Sebuah lukisan kuno pada tahun 1866 juga menggambarkan mengenai jatuhnya meteorit pada sebuah persawahan di Ukraina.

Penelitian di atas juga membuktikan bahwa ancaman meteor yang membahayakan manusia masih ada dan bahkan tercatat sejak lebih dari 100 tahun lalu.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak