BMKG: Kualitas Udara di Jakarta Semakin Baik Karena PSBB

Rata-rata kualitas udara Jakarta saat ini tercatat sekitar 40 ug/m atau dalam kondisi baik dibandingkan dengan kualitas udara yang tercatat sebelum adanya penerapan PSBB.

Agung Pratnyawan
Selasa, 14 April 2020 | 06:14 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Hitekno.com - Ketika penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), makin sedikit mobilitas masyarakat di luar rumah. Hal ini berdampak pada kualitas udara di Jakarta menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Seperti apa hubungan antara kualitas udara Jakarta dengan diberlakukannya PSBB menurut BMKG?

"Dari mulai awal WFH (Work from Home), sekitar tanggal 17 Maret, memang secara berangsur ada perubahan," kata Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara BMKG Rahmattulloh Adji, SP melalui sambungan telepon kepada di Jakarta, Senin (13/4/2020).

Baca Juga: Ini Kata Volkanolog ITB Soal Suara Dentuman di Depok dan Jakarta

Ia mengatakan kualitas udara di Jakarta berangsur membaik sejak ada seruan bagi pelajar untuk belajar dari rumah, demikian juga anjuran bagi pekerja untuk bekerja dan beraktivitas dari rumah.

Selanjutnya, kualitas udara ibu kota menjadi semakin baik setelah kebijakan PSBB diberlakukan guna membatasi penyebaran virus Sars-Cov-2, penyebab penyakit Covid-19.

Rata-rata kualitas udara Jakarta saat ini tercatat sekitar 40 ug/m³ atau dalam kondisi baik dibandingkan dengan kualitas udara yang tercatat sebelum adanya penerapan PSBB.

Baca Juga: Pengaruhi Kualitas Udara, Ini 3 Kabar Baik dari Bumi di Tengah Wabah Corona

"Jadi, sebenarnya sudah ada pengurangan tapi tidak secara drastis, karena kita tahu salah satu sumber pencemar yang besar di kota-kota besar adalah aktivitas manusia, transportasi terutama penyumbang terbesar," katanya.

Kondisi langit Jakarta yang cerah di tengah wabah Corona. (Suara.com/Erick Tanjung).
Kondisi langit Jakarta yang cerah di tengah wabah Corona. (Suara.com/Erick Tanjung).

Namun, sejak adanya PSBB, jalanan sudah terlihat sepi, aktivitas manusia juga sudah berkurang dan dari pengamatan yang dilakukan setiap 10 hari sejak Maret, kualitas udara di Jakarta telah mengalami perubahan yang cukup signifikan.

"Sejak WFH memang sudah ada perubahan, cuma belum signifikan, mulai April baru kelihatan karena PSBB sudah mulai ketat. Jadi, kalau kita lihat dari PSBB, aktivitas masyarakat di luaran juga sudah mulai dibatasi. Nah, ini tentunya berdampak," katanya lebih lanjut.

Baca Juga: Bikin Geger karena Voice Note Jakarta Lockdown, Dr Tirta: Saya Minta Maaf

Dia berharap masyarakat dapat mematuhi kebijakan PSBB dengan menjaga jarak dan membatasi aktivitas di luar rumah, karena selain dapat membatasi penyebaran virus, PSBB juga berdampak baik terhadap peningkatan kualitas udara.

"Harapannya dengan mematuhi imbauan, arahan dari pemerintah, itu akan ada nilai positif yang akan bisa kita ambil. Mungkin masyarakat resah karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tapi setidaknya kita akan menikmati kualitas udara yang baik. Dan mudah-mudahan wabah ini bisa segera berakhir," katanya.

Itulah penjelasan BMKG yang menyebutkan kualitas udara Jakarta telah meningkat semenjak diberlakukan PSBB belum lama ini. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Netizen Bandingkan Potret Jakarta Sebelum dan Sesudah Pandemi COVID-19

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak