Studi: Orang Bergolongan Darah A Diduga Rentan Terinfeksi Virus Corona

Meski demikian studi itu yang menganalisis golongan darah dan virus corona ini dinilai masih terlalu awal serta memiliki beberapa kekurangan.

Dinar Surya Oktarini
Rabu, 18 Maret 2020 | 07:00 WIB
Ilustrasi jaringan darah. (Pixabay/qimono)

Ilustrasi jaringan darah. (Pixabay/qimono)

Hitekno.com - Sebuah studi mengeybutkan bahwa orang bergolongan darah A diduga lebih rentan terinfeksi virus corona, sementara yang memiliki golongan darah O disebut lebih tahan terhadap virus asal Wuhan tersebut. 

Para ilmuwan dari Universitas Wuhan yang meneliti 2000 pasien terinfeksi virus corona baru Sars-Cov-2 penyebab wabah Covid-19 menemukan bahwa pasien dengan golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi lebih tinggi dan cenderung mengalami gejala lebih parah.

Meski penelitian itu masih di tahap awal dan diperlukan riset yang lebih mendalam lagi, para ilmuwan mengatakan bahwa pemerintah serta rumah sakit sebaiknya mulai memperhatikan golongan darah pasien saat merawat pengidap Covid-19.

Baca Juga: Terlanjur Pamer Hasil Lab Negatif Virus Corona, Pria Ini Justru Positif HIV

"Orang dengan golongan darah A mungkin butuh perlindungan lebih agar tidak terinfeksi. Sementara pasien bergolongan darah A yang sudah terinfeksi virus Sars-Cov-2 diperkirakan butuh perawatan yang lebih agresif," tulis Wang Xinghuan yang memimpin studi tersebut.

Sebaliknya orang dengan golongan darah O memiliki risiko jauh lebih kecil untuk terinfeksi Covid-19 ketimbang mereka yang bukan bergolongan darah O.

Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)
Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)

Dari 206 pasien yang tewas akibat Covid-19 di Wuhan, 85 di antaranya bergolongan dari A (63 persen) dan 52 lainnya bergolongan darah O. Pola itu tidak berubah di berbagai kelompok usia dan jenis kelamin.

Baca Juga: Buat Olahan Roti Bakar, Aksi Penjual di India Ini Bikin Netizen Heboh

Studi yang diterbitkan pada 11 Maret di Medrxiv, server online untuk jurnal yang belum diterbitkan, melibatkan ilmuwan dan dokter di beberapa kota besar China seperti Beijing, Wuhan, Shanghai, dan Shenzhen.

Studi itu sendiri masih harus dievaluasi dan para penelitinya sendiri memperingatkan bahwa hasil analisis mereka masih berisiko jika harus diimplementasikan dalam praktik di dunia medis.

Gao Yingdai, peneliti dari laboratorium haematologi pemerintah China di Tianjin yang tidak terlibat dalam studi ini, memiliki beberapa kritik atas penelitian terkait golongan darah itu.

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Ruangguru Jadi Aplikasi Populer di Play Store

Ilustrasi virus Corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

Ia mengatakan jumlah sample studi terlalu sedikit jika dibandingkan dengan total pasien yang sudah terinfeksi virus corona baru di dunia, yang mencapai sekitar 180.000.

Selain itu belum dijelaskan pula hubungan antara golongan darah dan tingkat infeksi. Gao mengatakan para peneliti, misalnya, tidak menjelaskan apakah ada interaksi molekular antara virus dan jenis sel-sel darah merah.

Karenanya Gao mengatakan studi baru itu "mungkin bisa membantu para petugas medis, tetapi orang awam tidak perlu risau akan angka-angka statistik tersebut."

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Golongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona?

"Jika kamu bergolongan darah A, tidak perlu panik. Ini tak berarti kamu akan 100 persen terinfeksi. Sebaliknya jika kamu bergolongan darah O, tak berarti kamu bebas sama sekali. Anda masih harus rutin mencuci tangan dan mengikuti panduan dari pemerintah," kata Gao.(Suara.com/Liberty Jemadu)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak