Pantuan Satelit, Gunung Es di Antartika Longsor Seukuran Kota Surabaya

Gunung es di Antartika longsor menjadi potongan-potongan es kecil.

Dinar Surya Oktarini
Minggu, 16 Februari 2020 | 12:15 WIB
Ilustrasi gunung es. (Pixabay/ Lurens)

Ilustrasi gunung es. (Pixabay/ Lurens)

Hitekno.com - Gunung es di Pine Island Glacier, Antartika tertangkap satelit milik ESA teNgah longsor menjadi potongan-potongan es kecil. 

Retakan gunung es tersebut berukuran 300 kilometer atau kira-kira seluas Kota Surabaya. Satelit menggabungkan 57 gambar radar yang ditangkap oleh misi ESA Copernicus Sentinel-1 selama setahun terakhir, mulai dari Februari 2019 hingga 10 Februari 2020.

Sementara itu, gambar yang diambil dari satelit Copernicus Sentinel-2 pada 11 Februari menunjukkan keretakan di tepi gunung es.

Baca Juga: Baru Rilis, Pengujian Kamera Xiaomi Mi 10 Pro Kalahkan Huawei Mate 30 Pro

Dilansir laman Science Alert, retakan ini dimulai sejak 2017. Gunung es tersebut perlahan-lahan mulai retak dan pecah.

Para ilmuwan umumnya menemukan retakan gunung es setiap empat hingga enam tahun. Tapi sekarang, akibat dari perubahan iklim yang semakin memburuk, retakan tersebut terjadi hampir setiap tahun.

Ilustrasi logo European Space Agency (ESA). [Shutterstock]
Ilustrasi logo European Space Agency (ESA). [Shutterstock]

ESA telah mengunggah video retakan dari Pine Island Glacier ke akun YouTube European Space Agency pada 13 Februari.

Baca Juga: Disangka Menipu, Model Cantik Ini Kena Blokir Tinder

Pine Island Glacier dan gunung di sebelahnya, Thwaites Glacier, menghubungkan Lapisan Es Antartika Barat dengan laut. Jika keduanya mencair maka itu akan menambah sejumlah besar air tawar ke lautan dan berdampak pada komposisi laut selatan.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak