Pegawai Boeing Sebut 737 Max Didesain Badut, Disupervisi Monyet

Jauh-jauh hari sebelum kecelakaan Lion Air, pegawai sudah tahu cacat Boeing 737 Max.

Agung Pratnyawan
Senin, 13 Januari 2020 | 06:30 WIB
Pesawat Lion Air jenis Boeing 737 MAX 8 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. [Dok Lion Air Group]

Pesawat Lion Air jenis Boeing 737 MAX 8 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. [Dok Lion Air Group]

Hitekno.com - Perusahaan pesawat terbang ternama, Boeing telah merilis ratusan surat internal perusahaan yang terkait dengan pesawat Boeing 737 Max pada Kamis (9/1/2020).

Isi dari ratusan surat internal tersebut banyak berisi percakapan pegawai Boeing terkait pesawat. Melihat isinya, banyak pertanyaan timbul terkait pengembangan pesawat terbang ini.

Sejak Maret 2019, pesawat Boeing 737 Max sendiri telah dilarang terbang karena mengalami dua kecelakaan. Termasuk salah satunya di Indonesia.

Baca Juga: Sudah Tahu Cacat 737 Max, Pegawai Boeing Larang Keluarga Jadi Penumpang

Dalam salah satu dokumen, misalnya, dua orang pegawai secara sinis mengomentari sistem komputer Boeing 737 Max yang menangani manajemen penerbangan pesawat.

"Pesawat ini didesai oleh badut, yang selanjutnya disupervisi oleh monyet," tulis seorang pegawai Boeing dalam pesan singkat kepada salah seorang rekannya pada April 2017.

Sementara dalam sebuah pesan dari November 2015 - yang tampaknya menunjukkan cara-cara lobi Boeing saat menghadapi regulator atau pihak berwenang Amerika Serikat - seorang pegawai menekankan perlunya pelatihan simulator dalam menghadapi peringatan kokpit tertentu.

Baca Juga: Ramai Video Pendaratan Pesawat Garuda Indonesia, Ini Klarifikasi Perusahaan

"Kita tampaknya akan butuh dukungan dari level tertinggi ketika tiba saatnya untuk melakukan negosiasi akhir," tulis pegawai Boeing tersebut.

Pesawat Lion Air jenis Boeing 737 MAX 8. [Dok Lion Air Group]
Pesawat Lion Air jenis Boeing 737 MAX 8. [Dok Lion Air Group]

Boeing mengakui beberapa komunikasi internal itu memantik pertanyaan tentang interaksi perusahaan dengan Federal Aviation Administration (FAA), otoritas penerbangan sipil AS, dalam kaitannya dengan proses kualifikasi simulator.

Adapun pengungkapan surat-surat internal tersebut merupakan upaya Boeing untuk menjadi lebih transparan ke publik.

Baca Juga: X-57 Maxwell, Pesawat Terbang Listrik Pertama di Dunia yang Dijajal NASA

Kepala komite transportasi Kongres AS Peter DeFazio, yang ikut menginvestigasi Boeing 737 Max, mengatakan surat-surat internal Boeing itu mengungkap "gambaran sangat meresahkan, bagaimana Boeing berani lancang demi mengelabui regulator, kru pesawat, dan masyarakat penerbangan - bahkan ketika karyawan Boeing sendiri menyuarakan peringatan."

"Mereka menunjukkan upaya terkoordinasi, sejak masa awal program pengembangan 737 Max, untuk menyembunyikan informasi penting dari regulator dan publik," kaa DeFazio seperti dilansir The Guardian.

Sementara itu FAA, setelah membaca dokumen tersebut, mengatakan semua potensi cacat dalam surat-surat itu sudah diatasi. Tetapi "isi dan nada dari bahasa yang digunakan dalam dokumen-dokume itu sungguh mengecewakan."

Baca Juga: Ini Kecanggihan Boeing 737 MAX 8, Pesawat Lion Air JT 610

Boeing 737 Max dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua pesawat tersebut jatuh dan menewaskan ratusan orang dalam tempo kurang dari satu tahun.

Kecelakaan pertama terjadi di Laut Jawa pada Oktober 2018 dan melibatkan Boeing 737 Max milik Lion Air. Sebanyak 189 orang tewas dalam peristiwa itu.

Boeing 737 MAX 8. (YouTube)
Boeing 737 MAX 8. (YouTube)

Pada Maret 2019 kecelakaan kedua terjadi di Ethiopia dan melibatkan Boeing 737 Max milik Ethiopian Airlines. Korban tewas dalam kecelakaan kedua ini mencapai 157 orang.

Itulah isi surat internal pegawai Boeing yang ternyata menyulus banyak pertanyaan pada keselamatan pesawat terbang Boeing 737 Max ini. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak