Galaksi Terluar Perlahan Mulai "Terbunuh", Ilmuwan Masih Mencari Tahu

Kurangnya bahan bakar untuk pembentukan bintang membuat sebuah galaksi bisa terbunuh secara perlahan.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Jum'at, 20 September 2019 | 20:30 WIB
NGC 4639, salah satu galaksi luar berbentuk spiral. (NASA)

NGC 4639, salah satu galaksi luar berbentuk spiral. (NASA)

Hitekno.com - Ilmuwan sekaligus astrofisikawan baru saja menemukan fakta mengagetkan yang menyatakan bahwa galaksi terluar yang letaknya jauh dari galaksi Bima Sakti sedang "terbunuh". Banyak galaksi yang perlahan-lahan menghilang ketika bintang mereka memudar atau mati dalam supernova yang kejam.

Ilmuwan yang tergabung di dalam program Virgo Environment Traced in Carbon Monoxide (VERTICO) sedang menyelidiki secara terperinci bagaimana galaksi dapat dibunuh oleh lingkungannya sendiri.

Pemimpin penelitian dan juga astrofisikawan yang bernama Toby Brown dari Universitas McMaster mengoordinasi tim yang terdiri dari 30 ahli dalam menggunakan Atacama Large Millimeter Array (ALMA).

Baca Juga: Bikin Ilmuwan Kaget, Tiap Tahun Ada Bintang Meledak di Galaksi Andromeda

Berkat ALMA, mereka bisa memetakan gas hidrogen molekuler, bahan bakar di mana bintang-bintang baru dibuat dengan resolusi tinggi melintasi 51 galaksi di luar Bima Sakti.

Diluncurkan pada pada tahun 2013, ALMA adalah serangkaian antena radio yang terhubung pada ketinggian 5.000 meter di Gurun Atacama, Chili utara.

Ilustrasi ledakan supernova. (Wikipedia/ Anglo-Australian Observatory)
Ilustrasi ledakan supernova. (Wikipedia/ Anglo-Australian Observatory)

Dikutip dari Futurism, kemitraan internasional antara Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Chili berhasil menciptakan proyek astronomi ALMA dengan menelan 1,4 miliar dolar AS atau Rp 19,7 triliun.

Baca Juga: Melihat Galaksi Tetangga Kita, Pemandangan Triangulum Indah Banget

Menggunakan teleskop dan serangkaian radio terkemuka di dunia, ilmuwan menemukan bahwa galaksi sedang terbunuh saat mereka berinteraksi dengan kondisi ekstrem gugusan galaksi yang padat lainnya.

Namun sampai saat ini, mereka masih belum tahu penyebab mengapa kejadian tersebut berlangsung.

Meski terdapat kata "terbunuh", itu bukan berarti mereka tiba-tiba menghilang.

Baca Juga: Bersiap, Tabrakan Besar Antar Galaksi Ini Mampu Ciptakan Black Hole

Namun sebaliknya, pembentukan bintang-bintang baru mengalami masalah oleh faktor-faktor yang belum ditentukan.

Ilustrasi Virgo Cluster, kumpulan dari galaksi-galaksi luar. (Wikipedia/ ESO)
Ilustrasi Virgo Cluster, kumpulan dari galaksi-galaksi luar. (Wikipedia/ ESO)

Ilmuwan menemukan bahwa terdapat kemungkinan yang menyebabkan itu semua, termasuk proses yang disebut "Ram Pressure Stripping".

Proses tersebut merupakan sebuah proses di mana gas yang digunakan galaksi untuk membentuk bintang disedot oleh plasma intergalaksi terdekat.

Baca Juga: Lubang Hitam Supermasif Ditemukan di Galaksi Bima Sakti

Lingkungan di dalam gugus galaksi menjadi terlalu panas untuk gas-gas kosmik sehingga menjadikannya tidak berguna sebagai bahan bakar.

"Ketika galaksi kehilangan bahan bakar untuk pembentukan bintang, maka secara efektif galaksi itu terbunuh dan perlahan akan menghilang," kata Brown.

Penelitian di atas sangat berguna bagi ilmuwan untuk mempelajari proses kematian dan pembentukan bintang baru dalam sebuah galaksi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak