Puncak Hujan Meteor Perseid Datang Malam Ini, Yuk Pandangi Langit!

Hujan meteor Perseid yang terkenal dengan tampilan bola apinya juga bisa ditonton lewat live streaming di situs NASA.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 12 Agustus 2019 | 19:00 WIB
Ilustrasi hujan meteor Perseid. (Pixabay/ O12)

Ilustrasi hujan meteor Perseid. (Pixabay/ O12)

Hitekno.com - Jika langit cerah malam ini, penduduk Bumi bisa disuguhi dengan fenomena tahunan objek dari luar angkasa yang menakjubkan. Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada malam hari tanggal 12 hingga 13 Agustus 2019.

Perseid merupakan fenomena hujan meteor yang paling ditunggu astronom amatir maupun penduduk Bumi yang suka memandangi langit.

Hujan meteor Perseid dapat menghasilkan 50 hingga 100 meteor per jamnya.

Baca Juga: Mega Tsunami karena Meteor Pernah Menghantam Mars, Kawah Ini Buktinya

Bumi diketahui melewati jalur komet Swift-Tuttle dari tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus 2019.

Momen puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada malam ini (12/08/2019) dan malam setelahnya.

Sayangnya, hujan meteor Perseid tahun 2019 tidak akan "semeriah" hujan meteor Perseid di tahun 2016.

Baca Juga: Penampakan Hujan Meteor Perseid 2018 Berbagai Negara

Ilustrasi meteori Perseid. (Pixabay/ Achim Kleist)
Ilustrasi meteori Perseid. (Pixabay/ Achim Kleist)

Tahun 2016 dikenal oleh ilmuwan sebagai "tahun ledakan" karena fenomena Perseid yang menampakkan 150-200 meteor per jam.

Meski rata-rata dikenal menghasilkan 50 meteor per jam, hujan meteor kali ini tidak semeriah biasanya.

Ahli meteor NASA, Bill Cooke, menjelaskan bahwa penduduk Bumi dengan mata telanjang mungkin hanya akan menikmati 10 hingga 15 meteor Perseid pada puncak malam ini.

Baca Juga: Cara Menikmati dan Memfoto Hujan Meteor Perseid

Itu karena Bulan purnama juga mencapai puncaknya sehingga cahayanya bisa menutupi fenomena hujan meteor Perseid.

"Sayangnya Bulan akan sangat dekat dengan Bumi pada puncak purnamanya, yang akan membuat hujan meteor lebih redup. Namun ini bukanlah akhir dari pertunjukkan, karena Perseid kaya akan meteor cerah meski Bulan akan merusak sebagian besar pertunjukkan," kata Cooke dikutip dari Space.

Ilustrasi meteor Perseid di langit malam Washington pada Agustus 2015. (NASA/ Joel Kowsky)
Ilustrasi meteor Perseid di langit malam Washington pada Agustus 2015. (NASA/ Joel Kowsky)

Untuk menikmatinya, penduduk Bumi bisa mengamati objek langit pukul 10 malam waktu lokal setempat.

Baca Juga: Harus Nonton, Hujan Meteor Perseid Akan Menghiasi Langit Bumi

Pukul 02.00 atau 03.00 dini hari juga dianggap sebagai waktu yang terbaik karena saat itu Bulan mulai terbenam.

Ketika mengamati pukul 04.00 dini hari, penduduk Bumi juga bisa ikut mengamati planet Mars yang cukup terlihat jelas.

Jika beruntung, pukul 09.30 dan 11.00 malam hari, penduduk Bumi bisa melihat hujan meteor disertai penampakan Venus dan Jupiter.

Khusus buat kamu yang malas keluar, NASA juga telah menyiapkan link streaming hujan meteor Perseid melalui situs ini. 

Perseid terkenal karena bola apinya sehingga penduduk Bumi bisa melihat kilatan cahaya meteor lengkap dengan ekor cahaya yang menakjubkan.

Hujan meteor Perseid sangat romantis apabila dinikmati bersama orang-orang terdekat sembari menatap langit, jadi tunggu apa lagi, yuk pandangi langit malam ini (sabar ya mblo)!

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak