37 Persen Koloni Lebah Madu Telah Berkurang di Negara Ini, Ilmuwan Prihatin

Koloni lebah madu telah berkurang signifikan dalam 10 tahun terakhir.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 23 Juni 2019 | 17:30 WIB
Ilustrasi sarang lebah tak berpenghuni. (Pixabay/ Sophia Banks)

Ilustrasi sarang lebah tak berpenghuni. (Pixabay/ Sophia Banks)

Hitekno.com - Dalam satu dekade terakhir, sudah banyak ilmuwan lintas negara yang memperingatkan bahwa jumlah serangga di muka Bumi telah berkurang signifikan. Salah satu spesies serangga yang diketahui telah menyusut signifikan adalah koloni lebah madu.

Dalam penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Biological Conservation pada Februari 2019, peneliti dari Australia menghasilkan kesimpulan mengagetkan.

Peneliti tersebut mengungkapkan bahwa dalam situasi terburuk umat manusia akan kehilangan semua serangga dalam waktu 100 tahun ke depan.

Baca Juga: 500 Ribu Lebah Mati Terbakar, Aktivis Lingkungan Marah Besar

Salah satu serangga yaitu lebah, telah menyusut secara signifikan.

Jumlah koloni lebah madu di semua daratan Amerika diketahui berjumlah 6 juta pada tahun 1947.

Namun di tahun 2019, jumlah lebah madu yang tersisa di Amerika hanya ada 3,5 juta.

Baca Juga: Morgan Freeman Ubah 50 Hektar Lahannya Jadi Peternakan Lebah, Ini Sebabnya

Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh para peneliti di Bee Informed Partnership, Amerika Serikat, justru menemukan sesuatu yang lebih parah.

sumber foto: pixabay
Ilustrasi lebah madu. (Pixabay_Northern)

Pada akhir 20 Juni 2019, mereka merilis data penelitian yang mengungkapkan bahwa 37 persen koloni lebah madu telah hilang di daratan Amerika Serikat.

Jumlah tersebut didapatkan selama musim dingin tahun lalu dan diakumulasikan dari Oktober 2018 hingga April 2019.

Baca Juga: Setelah Bersih-bersih Makam, Tiba-tiba Ada 4 Lebah di Mata Wanita Ini

Tingkat kehilangan koloni lebah madu hampir 9 persen lebih tinggi dari tingkat kehilangan rata-rata musim dingin sebelumnya.

Dennis van Engelsdorp, profesor entomologi Universitas Maryland sekaligus presiden Bee Informed Partnership menjelaskan bahwa jumlah lebah madu mengalami pengurangan signifikan.

Setelah mereka terpukul dalam 10 tahun terakhir, musim dingin sebelumnya mengindikasikan bahwa jumlah penyusutan mereka makin mengkhawatirkan.

Baca Juga: Ilmuwan Ini Membuktikan Bahwa Lebah Bisa Matematika, Mereka Sangat Cerdas

Jumlah koloni lebah madu yang hilang per tahunnya di Amerika Serikat. (Bee Informed Partnership)
Jumlah koloni lebah madu yang hilang per tahunnya di Amerika Serikat. (Bee Informed Partnership)

"Hasil ini sangat memprihatinkan, karena kerugian musim dingin yang lalu sangat tinggi dan menghantam kawanan yang sudah menderita lebih dari satu dekade musim dingin (yang juga telah berkurang)," kata Dennis van Engelsdorp dikutip dari IFLScience.

Data tersebut dikumpulkan dengan menggandeng beberapa pakar lebah dari Universitas Maryland, Universitas Auburn, dan beberapa universitas lainnya.

Mereka mendata 4.700 peternak lebah di seluruh Amerika Serikat, menghitung lebih dari 300 ribu koloni selama 13 tahun terakhir.

Ilustrasi lebah yang mati karena pestisida. (Pixabay/ rostichep)
Ilustrasi lebah yang mati karena pestisida. (Pixabay/ rostichep)

Penyusutan signifikan jumlah koloni lebah madu disebabkan oleh penyakit (patogen, parasit, virus), perubahan iklim dan pertanian industri (penggunaan pestisida).

Apabila serangga seperti lebah madu berkurang keberadaannya, itu juga menimbulkan kerugian bagi manusia.

Sebagian penyerbukan tanaman pangan diketahui juga membutuhkan bantuan dari lebah sehingga hal di atas akan mempengaruhi hasil pembuahan tanaman.

Tak hanya itu, jumlah koloni lebah madu yang semakin berkurang juga menandakan bahwa industri yang dilakukan oleh manusia ternyata berdampak buruk pada alam.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak