Malam Ini, Fenomena Bulan Stroberi akan Datang

Bulan Stroberi merupakan momen romantis karena posisi Bulan cukup rendah dilihat dari Bumi.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 17 Juni 2019 | 17:07 WIB
Ilustrasi Bulan Purnama sebagai penanda masa panen pada suku kuno. (Wikipedia/ Roadcrusher)

Ilustrasi Bulan Purnama sebagai penanda masa panen pada suku kuno. (Wikipedia/ Roadcrusher)

Hitekno.com - Buat kamu yang menginginkan pemandangan romantis, nanti malam (17/06/2019) warga Bumi akan kedatangan fenomena Bulan Stroberi.

Namun tunggu dulu, jangan berharap fenomena "Bulan Stroberi" akan membuat Bulan berwarna merah persis seperti buah stroberi.

Bulan purnama (Full Moon) akan terlihat seperti bulan biasa yang menyala selama fase terbesarnya.

Baca Juga: NASA Ingin Buka Stasiun Antariksa Internasional untuk Wisatawan

Itu artinya akan muncul warna oranye keemasan saat dekat dengan cakrawala dan muncul warna sedikit putih ketika berada lebih tinggi di langit.

Para ahli astronomi di NASA mengatakan bahwa bulan purnama terbaik akan jatuh pada 17 Juni 2019.

Di beberapa wilayah, bulan akan memancarkan sedikit warna merah.

Baca Juga: NASA dan NOAA Peringatkan Jaringan 5G Bisa Berbahaya, Ini Penjelasannya

Ketika mulai naik di wilayah utara Eropa, akan terdapat warna kemerahan karena posisinya semakin dekat dengan titik balik Matahari musim panas.

Ilustrasi bulan Stroberi. (Pixabay/ Boutique Breizh)
Ilustrasi bulan Stroberi. (Pixabay/ Boutique Breizh)

Pada bagian Bumi ini, Bulan akan terlihat tergantung sangat rendah.

Istilah "Bulan Stroberi" atau "Strawberry Moon" berasal dari suku Algonquin, suku kuno di Amerika Utara.

Baca Juga: Setelah Lima Dekade, NASA akan Mengirimkan Makhluk Hidup ke Luar Angkasa

Bulan purnama Juni merupakan sinyal untuk mengumpulkan buah stroberi liar yang matang.

Fenomena bulan purnama ini dapat didapat dengan posisi terbaik bagi warga Bumi di bagian selatan dan utara.

Bagi suku Eropa kuno, purnama di bulan Juni memiliki julukan lain seperti "Honey Moon" atau "Mead Moon".

Baca Juga: Deretan Foto 3D Matahari Karya NASA yang Bikin Takjub

Full Moon jatuh pada 17 Juni 2019 di wilayah Indonesia. (Time and Date)
Full Moon jatuh pada 17 Juni 2019 di wilayah Indonesia. (Time and Date)

Julukan tersebut diberikan mengingat Bulan akan berada pada waktu terbaiknya pada purnama Juni.

Selain itu, di waktu tersebut banyak warga Eropa yang menikah dan memandangi momen romantis saat purnama.

Bagi warga Bumi selain Eropa dan Amerika Serikat, posisi Bulan masih cukup menarik untuk diamati.

Hal itu karena Bulan akan terlihat cukup rendah meski tidak serendah pemandangan di Bumi belahan utara dan selatan.

Tampilan planet Jupiter pada tahun 2014. (Wikipedia/ NASA)
Cahaya dari Jupiter akan menemani fenomena Bulan Stroberi pada 17 Juni 2019. (Wikipedia/ NASA)

Selain itu, posisi Bulan juga akan ditemani oleh cahaya dari planet Jupiter.

Astronom NASA menjelaskan bahwa purnama pada Juni 2019 mempunyai posisi yang unik.

"Bulan akan berada di konstelasi Ophiuchus dan akan dibingkai oleh planet Jupiter di sebelah timur dan bintang terang Antares (Alpha Scorpii) di bagian tenggara," kata astronom NASA dikutip dari Space.

Tunggu apalagi, jika tak mendung, yuk manfaatkan fenomena romantis Bulan Stroberi nanti malam dengan orang kesayanganmu!

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak