Peneliti Buat Jamur untuk Bunuh Nyamuk Malaria

Jamur ini diketahui dapat membunuh nyamuk malaria atau Anopheles secara alamiah.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Jum'at, 07 Juni 2019 | 11:00 WIB
Ilustrasi nyamuk. (pixabay/francok35)

Ilustrasi nyamuk. (pixabay/francok35)

Hitekno.com - Sebuah penelitian belum lama ini menjelaskan mengenai bagaimana peneliti tengah menciptakan jamur untuk membunuh nyamuk malaria.

Penelitian dan penemuan ini bermula dari keresahan para peneliti mengenai banyaknya kasus malaria di seluruh dunia. Setidaknya tercatat bahwa ada 219 juta kasus malaria terjadi.

Dari 219 juta kasus malaria tersebut, ada lebih dari 400.000 orang yang meninggal dunia karena penyakit berbahaya ini.

Baca Juga: Elon Musk Ingin Memasukkan Cuphead ke Mobil Tesla

Para peneliti lalu tertarik membuat penelitian dengan menggunakan sebuah jamur bernama Metarhizium Pingshaense. Jamur ini diketahui dapat membunuh nyamuk malaria atau Anopheles secara alamiah.

Dilansir dari BBC, Profesor Raymond St Leger dari Universitas Maryland menyampaikan jika jamur-jamur ini sangat mudah dibentuk dan dapat dimodifikasi secara genetika.

Ilustrasi pasien. (pixabay/Parentingupstream)
Ilustrasi pasien. (pixabay/Parentingupstream)

Bersamaan dengan jamur ini, peneliti juga mengkali racun yang ada dalam spesies laba-laba di Australia. Racun ini yang lalu ditambahkan ke dalam genetika jamur. Hasilnya, jamur ini mampu menghasilkan racun yang dapat menangani nyamuk malaria.

Baca Juga: Total 73 Paus Tewas Terdamar di Tepi Pantai, Apa Penyebabnya?

Kombinasi jamur dan racun laba-laba ini terinspirasi dari bagaimana laba-laba menggunakan tarinya untuk menembus kulit serangga saat menginjeksi racun. Taring laba-laba ini lalu diganti dengan menggunakan jamur Metarhizium.

Benar saja, hasil uji laboratorium menyebutkan jika jamur hasil modifikasi genetika ini dapat membunuh nyamuk dengan lebih cepat.

Demi memastikan ampuhnya jamur ini untuk membunuh nyamuk malaria. peneliti lalu membuat desa tiruan seluas 603 meter persegi di Burkina Faso. Desa tiruan ini memiliki tanaman, gubuk-gubuk, sumber air, hingga makanan yang disukai para nyamuk.

Baca Juga: Gerhana Matahari Berusia 120 Tahun Tertangkap Kamera

Ilustrasi laba-laba. (unsplash/Neenu Vimalkumar)
Ilustrasi laba-laba. (unsplash/Neenu Vimalkumar)

Selanjutnya, desa ini ditutup dengan jaring nyamuk setebal dua lapis untuk mencegah nyamuk keluar. Untuk menginjeksi racun tersebut, spora-spora jamur lalu dicampurkan dengan minyak wijen dan dibalurkan ke kain-kain katun berwarna hitam.

Secara otomatis, nyamuk malaria yang mendarat di kain akan langsung terpapar dengan jamur. Hasil tes ini menunjukkan bahwa racun jamur ini hanya berpengaruh pada nyamuk malaria, beberapa serangga lain justru tidak terpengaruh.

Penemuan ini jelas memberikan titik terang untuk penanganan penyakit malaria yang disebabkan oleh nyamuk malaria ini. Hingga hari ini, penelitian dengan racun jamur masih dilakukan untuk melihat bagaimana efeknya nanti.

Baca Juga: Mengenal Migaloo, Paus Bungkuk Albino Langka yang Menakjubkan

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak