Layanani NASA, SpaceX Siapkan Cara Baru Bawa Astronot ke Luar Angkasa

Cara ini bisa membantu NASA untuk bersaing dengan Soyuz Rusia.

Agung Pratnyawan
Senin, 04 Maret 2019 | 09:00 WIB
Roket SpaceX Falcon 9. (SpaceX)

Roket SpaceX Falcon 9. (SpaceX)

Hitekno.com - Perusahaan SpaceX tengah mengembangkan cara baru untuk membawa astronot ke luar angkasa. Cara yang sedang diuji coba ini nantinya akan dipakai oleh badan antarikas Amerika Serikat, NASA.

SpaceX telah melakukan uji coba peluncuran kapsul yang dirancang untuk membawan 'test dummy' dari Kennedy Space Center di Florida.

Misi kali ini tidak dijalankan oleh crew sesungguhnya, tetapi jika ternyata berjalan baik, badan antariksa Amerika kemungkinan akan menyetujui sistem untuk mengirim astronot sesungguhnya mulai akhir tahun ini.

Baca Juga: Teleskop WFIRST Baru Milik Nasa Mampu Temukan Ribuan Planet Baru

Pendiri SpaceX, Elon Musk, mengatakan ini bisa menjadi langkah pertama membuka perjalanan ruang angkasa bagi pelanggan komersial.

Seperti diketahui, sejak 2011 AS belum mengirim manusia ke orbit lagi. Sebagai gantinya, Soyuz Rusia yang dikirim ke orbit.

Roket Falcon 9 milik SpaceX dan kapsul Dragon crew lepas landas dari Pad 39A yang bersejarah milik Kennedy pada waktu yang direncanakan tepat pada pukul 02:49 EST (07:49 GMT). 

Baca Juga: Untuk Misi Ini, NASA Butuh Seseorang yang Humoris, Kenapa Ya?

Ilustrasi logo SpaceX. [Shutterstock]
Ilustrasi logo SpaceX. [Shutterstock]

Pendakian 11 menit menempatkan kapsul Dragon di jalur untuk bertemu dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada hari Minggu (3/3/2019) waktu setempat.

Namun, kembali diingatkan jika penerbangan kali ini hanya demonstrasi, tidak ada astronot di atas kapsul, hanya ada 'test dummy'.

Di mana mengenakan pakaian antariksa dan duduk di sebelah jendela, simulator antropomorfik ini dilengkapi dengan sensor di sekitar kepala, leher, dan tulang belakang.

Baca Juga: Ide Gila Cewek Ini Bakal Diwujudkan NASA dan SpaceX, Ini Kisah Sebenarnya

Dummy ini akan mengumpulkan data tentang jenis kekuatan yang akan dialami manusia ketika mereka naik di pesawat ruang angkasa. SpaceX memberinya nama sebagai boneka 'Ripley'.

Elon Musk menekankan fokusnya adalah melayani kebutuhan NASA.

Roket SpaceX Falcon 9. [Shutterstock]
Roket SpaceX Falcon 9. [Shutterstock]

''Begitu Dragon beroperasi secara teratur, saya pikir kami akan mencari pelanggan komersial yang mana secara administrator dijalankan NASA dan NASA secara umum sangat mendukung,'' kata Elon Musk.

Baca Juga: Ispace dan SpaceX Siapkan Misi ke Bulan

Musk mengatakan, pelanggan tersebut dapat mencakup warga negara yang pergi ke ISS, seperti yang mereka lakukan pada kendaraan Soyuz di masa lalu.

Secara terpisah, pengusaha sedang mengembangkan sistem yang jauh lebih besar untuk mengangkut orang ke Bulan dan Mars.

Kapsul kru Dragon adalah varian dari kargo kargo ISS yang diterbangkan oleh SpaceX. Peningkatannya mencakup sistem pendukung kehidupan, jelas; dan pendorong yang lebih kuat untuk mendorong kapal ke tempat yang aman jika terjadi kesalahan dengan roket saat naik ke orbit.

Kapsul Dragon memiliki empat parasut dan bukannya tiga milik kapal barang untuk mengendalikan kembalinya ke Bumi.

Jika sudah siap nanti, kapsul dari SpaceX ini akan jadi cara baru membawa astronot ke luar angkasa yang dilakukan NASA. Bahkan bisa untuk wisatawan. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak