Gerakan Sesar Mendatar, Ini Penyebab Gempa Besar Secara Ilmiah

Wah ternyata ada gempa yang berkekuatan 10 ribu kali bom atom!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 30 September 2018 | 18:00 WIB
Titik pusat gempa Donggala. (Twitter/ @BMKG)

Titik pusat gempa Donggala. (Twitter/ @BMKG)

Hitekno.com - Gempa besar baru saja terjadi di Palu dan Donggala yang disebabkan oleh sesar Palu Koro. Menurut BMKG, gempa sebesar 7,7 SR (Skala Richter) disebabkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (Slike-Slip).

Laporan terbaru dari BNPB pada hari Minggu (30/09/2018) siang menyatakakan bahwa korban meninggal telah mencapai 832 orang.

Korban meninggal terdiri dari Palu sebanyak 821 orang sedangkan gempa dari Donggala 11 orang. Kebanyakan korban ditemukan meninggal karena tertimpa bangunan roboh dan diterjang tsunami.

Baca Juga: Lebih Waspada Gempa, Aplikasi Info BMKG Ini Wajib Kamu Unduh

Gempa yang terjadi pada Jumat, 28 September 2018, jam 17.02 WIB di lokasi 0.18 LS dan 119.85 BT (26 kilometer dari Utara Donggala Sulawesi Tengah) merupakan gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer.

Peringatan dini tsunami dari BMKG. (Twitter/ @InfoBMKG)
Peringatan dini tsunami dari BMKG. (Twitter/ @InfoBMKG)

Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi terbagi menjadi tiga yaitu gempa bumi dalam (kedalaman lebih dari 300 km), gempa bumi menengah (60-300 km), dan gempa bumi dangkal (kurang dari 60 km).

Gempa bumi dalam biasanya tidak terlalu bahaya dan gempa bumi menengah akan menimbukan kerusakan ringan.

Baca Juga: Mengenal Ring of Fire, Penyebab Gempa Dahsyat di Lombok

Sementara gempa bumi dangkal (seperti gempa Palu) merupakan gempa bumi yang biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Ilmuwan yang tergabung dalam USGS menjelaskan dalam situs resminya bahwa kebanyakan gempa bumi terjadi karena pergerakan atau tumbukan antara lempengan bumi.

Berikut pembagian penyebab gempa besar karena pergerakan/tumbukan lempengan bumi:

Baca Juga: Makin Lengkap, Emoji untuk Gempa Bumi Akan Segera Hadir

1. Normal Fault (Sesar Normal)

Pergerakan Sesar Normal. (USGS)
Pergerakan Sesar Normal. (USGS)

Normal Fault terjadi apabila dua lempengan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain. Pergerakan yang ada menimbulkan patahan jatuh ke bawah. Biasanya gempa ini banyak terjadi di masa lalu dan menghasilkan sebuah tebing yang ada pada saat ini.

2. Reverse Fault (Sesar terbalik)

Baca Juga: Tapak Tilas Gempa Kembar Sumatera Barat Tahun 2012

Pergerakan Sesar Terbalik. (USGS)
Pergerakan Sesar Terbalik. (USGS)

Peristiwa Reverse Fault merupakan kebalikan dari Normal Fault. Saat lempengan saling bergerak dan bertubrukan satu sama lain, lempengan dengan kekuatan tertinggi akan mendorong secara vertikal ke atas. Sama seperti sesar normal, sesar terbalik juga menghasilkan patahan.

3. Strike Slip Fault (Sesar mendatar)

Pergerakan Sesar Mendatar. (USGS)
Pergerakan Sesar Mendatar. (USGS)

Ketika dua peristiwa di atas menghasilkan patahan, gerakan Strike Slip Fault atau sesar mendatar tak menghasilkan patahan vertikal.

Lempengan akan bergerak secara mendatar dan berdampingan. Berbeda dengan gerakan sesar yang bergerak vertikal seperti di atas, sesar mendatar akan bergerak secara horisontal.

Lapisan batuan di bawah permukaan belum bergerak naik atau turun di kedua sisi sesar. Gempa palu merupakan jenis ini.

Gempa besar bermacam-macam kekuatannya. Gempa bumi yang disebabkan karena Normal Fault (sesar normal) umumnya lebih kecil dari 7 SR.

Korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu. (ANTARA/ Muhammad Adimaja)
Korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu. (Suara.com/ANTARA/ Muhammad Adimaja)

Untuk setiap peningkatan unit magnitudo, ada peningkatan sekitar 30 kali lipat energi yang dilepaskan.

Misal gempa bumi berkekuatan 6.0 SR melepaskan 30 kali lipat energi daripada gempa berkekuatan 5.0 SR. Sementara gempa 7.0 SR berkekuatan 900 (30x30) kali lipat dari gempa berkekuatan 5.0 SR.

Jika kamu pernah merasakan gempa 5.0 SR, bisa kamu bayangkan betapa kuatnya gempa Palu.

Sementara gempa 8,6 SR akan melepaskan jumlah yang sama dengan 10.000 bom atom Perang Dunia II.

Itulah tadi penyebab gempa besar menurut ilmuwan, jangan lupa share artikel ini ya!

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak