Kekebalan Bakteri Menguat, Hand Sanitizer Menjadi Kurang Efektif

Kamu wajib baca ini sebelum pergi ke rumah sakit.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 02 Agustus 2018 | 17:30 WIB
Ilustrasi Kuman. (HealthTap)

Ilustrasi Kuman. (HealthTap)

Hitekno.com - Bakteri terus mengalami penguatan seiring dengan berjalannya waktu. Kekebalan bakteri menguat memicu ketakutan masa depan akan era Vicoria di Inggris.

Pada era itu diketahui banyak korban yang jatuh sakit dan banyak orang yang meninggal karena penyakit tifus dan influenza.

Sebuah studi yang diterbitkan pada hari Rabu di Science Translational Medicine memperkuat bukti adanya super bakteri yang semakin tahan dengan desinfektan berbasis alkohol.

Baca Juga: Power Rangers Akan Hadir di POPCON ASIA 2018

Para peneliti yang berbasis di Australia mencoba meneliti dari data yang dikumpulkan pada tahun 2002.

Dilansir dari Gizmodo, rumah sakit Australia memperkenalkan penggunaan pembersih tangan berbahan dasar alkohol untuk dokternya. Tren itu akhirnya menjadi standar dan diikuti oleh rumah sakit lain termasuk Amerika Serikat.

Tiga tahun kemudian, para peneliti menemukan program tersebut memperlambat laju infeksi resisten antibiotik tertentu seperti Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA) di rumah sakit.

Baca Juga: Wajib Install Aplikasi Belajar Ini Biar Kamu Makin Pintar

E. Faecium. (Humarian)
E. Faecium. (Humarian)

Namun dalam beberapa tahun terakhir tingkat resistensi obat lain di rumah sakit, terutama yang disebabkan Enterococcus faecium hanya meningkat sejak diperkenalkan.

Mereka kemudian mencari tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Mereka meneliti sampel E. faecium yang dikumpulkan di dua rumah sakit besar Australia sebelum dan sesudah pemberian desinfektan dari tahun 1997 hingga 2015.

Setelah tahun 2010, mereka kaget karena menemukan bakteri mempunyai kemungkinan hidup lebih besar ketika terkena alkohol.

Baca Juga: Ini Chat Misterius Alex, Driver yang Ditemukan Tewas di Sumedang

Toleransi rata-rata bertahan hidup bakteri sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada bakteri yang lebih tua.

Para peneliti kemudian membuat ekperimen yang lebih nyata. Mereka memaparkan strain E. faecium yang berbeda kepada tikus yang hidup dalam kandang. Sebelumnya mereka telah mengatur kandang dengan desinfektan menggunakan antiseptik alkohol.

Melalui kotoran tikus, mereka meneliti betapa mudahnya bakteri itu menjelajah usus tikus. Sekali lagi mereka menemukan bahwa strain bakteri yang toleran terhadap alkohol berkembang lebih dalam kondisi ini.

Baca Juga: Senjata Hantu, Terbuat dari Printer 3D dan Disukai Donald Trump

Strain ini, kata peneliti mungkin merusak "efektifitas tindakan pencegahan disinfektan berbasis alkohol".

Penggunaan Hand Sanitizer. (CDC)
Penggunaan Hand Sanitizer. (CDC)

Para peneliti berhati-hati dan menunjukkan bahwa temuan ini tidak pasti. Harus ada lebih banyak lagi penelitian tentang rumah sakit lain di seluruh dunia sebelum kita menarik sebuah kesimpulan besar.

Sama seperti antibiotik, bakteri mungkin bertahan hidup dan menjadi lebih toleran jika mereka terkena tingkat desinfektan rendah. Baik karena dokter tidak menggosok tangan mereka cukup lama atau karena jenis larutan itu sendiri.

Peneliti juga menambahkan desinfektan busa atau gel berbasis gosok masih kurang efektif dibanding desinfektan cair.

Terlepas kekebalan bakteri menguat, para peneliti tetap berpesan bahwa disinfektan berbasis alkohol tetap menjadi pertahanan umum yang sangat penting.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak