Ini Penyebab Gerhana Bulan 28 Juli 2018 Berwarna Merah

Mengapa saat Gerhana Bulan Total warnanya merah darah? Simak ini jawabannya.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 28 Juli 2018 | 15:15 WIB
Puncah Gerhana Bulan dari Perth Australia [YouTube/timeanddate].

Puncah Gerhana Bulan dari Perth Australia [YouTube/timeanddate].

Hitekno.com - Dalam Gerhana Bulan 28 Juli 2018 yang baru saja terjadi, kita bisa menyaksikan Bulan Total namun berwarna merah. Tidak seperti selama ini Bulan dikenal berwarna putih.

Karena warna merah, fenomena alam ini dijuluki Blood Moon atau Bulan berdarah. Julukan ini diberikan karena warna Bulan pada saat puncak Gerhana akan tampak berwarna kemerahan seperti darah.

Lalu, mengapa bulan bisa berwarna merah saat terjadi Gerhana Bulan Total, termasuk Gerhana Bulan 28 Juli 2018 ini.

Baca Juga: Resmi Wiro Sableng Jadi Hero AoV, Ini Penampakannya

Fenomena alam ini terjadi, jelas pakar astronomi Avivah Yamani, karena Matahari, Bumi, dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus di bidang tata surya. Karena konfigurasi sejajar itu, cahaya Matahari akan terhalang oleh Bumi.

Ketika Gerhana Bulan terjadi, Bulan akan memasuki bayang-bayang inti atau umbra Bumi dan menghilang dari pandangan pengamat di Bumi. Seharusnya, Bumi menjadi gelap seperti halnya Gerhana Matahari karena Bulan tidak menerima cahaya Matahari untuk dipantulkan.

Tetapi, hal tersebut tidak terjadi. Saat Gerhana Bulan Total, umumnya para pengamat melihat Bulan tidak menghilang tapi berubah warna menjadi merah seperti darah.

Baca Juga: Mod Fallout 4 Ini Bawa Kamu ke Kota New York

Warna merah itu sendiri berasal dari cahaya Matahari yang dibiaskan oleh atmosfer Bumi dan pembiasan ini terjadi karena cahaya Matahari terdiri dari berbagai frekuensi, mulai dari yang terendah hingga tinggi.

Saat cahaya Matahari menerobos atmosfer Bumi, cahaya dengan frekuensi tinggi seperti hijau, biru, dan ungu akan terhamburkan oleh molekul atmosfer Bumi.

Sementara itu, cahaya dengan frekuensi rendah seperti kuning, oranye, dan merah akan dengan mudah melewati atmosfer Bumi dengan jalur yang lurus serta tidak mengalami interaksi dengan molekul di atmosfer Bumi.

Baca Juga: Detik - Detik Gerhana Bulan, Buat Kamu yang Ketiduran Semalam

Pembiasan cahaya dengan frekuensi rendah dari Matahari akan mengubah arah cahaya tersebut ke arah umbra Bumi. Sementara itu, posisi Bulan akan berada di area umbra saat Gerhana Bulan Total terjadi.

Hal itulah yang membuat Bulan akan tampak berwarna merah akibat pembiasan cahaya, demikian ulas Avivah dalam blognya, Langit Selatan. Atmosfer Bumi memang memainkan peran penting dalam meneruskan cahaya Matahari sehingga Bulan akan berwarna merah.

Meskipun begitu, warna merah Bulan saat Gerhana bergantung pada tingkat polusi yang ada di daerah pengamatan. Namun, diperkirakan Gerhana Bulan Total 28 Juli kali ini termasuk langka.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Gerhana Bulan Disebut Blood Moon

Selain durasi waktunya yang panjang, kemungkinan Bulan akan berwarna merah gelap terutama bagian selatan Bulan yang melintasi tepat di garis tengah umbra Bumi.

Tulisan mengenai Gerhana Bulan 28 Juli 2018 berwarna merah ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Gerhana Bulan Juli 2018: Mengapa Bulan Memerah?

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak