Fakta Unik Badak Bercula Satu, Maskot Asian Games

Bagi orang zaman dahulu, cula badak dianggap memiliki sifat magis dan dipercaya dapat memurnikan air atau mendeteksi adanya racun.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 17 Juli 2018 | 18:00 WIB
Sumber: Wild Rhino Adventures

Sumber: Wild Rhino Adventures

Hitekno.com - Maskot Asian Games 2018 akan diwakili oleh 3 hewan yang bernama Bhin-bhin, Atung, dan Kaka. Salah satu maskot yang bernama Kaka merupakan badak bercula satu yang sangat langka.

Badak bercula satu merupakan hewan yang dilindungi di Indonesia. Bahkan oleh organisasi internasional IUCN (International Union for Conservation of Nature), hewan ini jumlahnya sangat terbatas di bumi sehingga negara setempat wajib melindunginya.

Kaka di Asian Games disimbolkan sebagai gambaran mengenai kekuatan. Bhin-bhin, Atung, dan Kaka jika digabungkan akan menjadi Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan negara tercinta kita.

Baca Juga: Momen Terbaik Piala Dunia 2018 yang Viral di Twitter

Ternyata, maskot Asian Games ini mempunyai fakta-fakta unik yang jarang kita ketahui. Berikut beberapa fakta mengenai badak bercula satu:

1. Hewan yang Terancam Punah

Sumber: Council on Foreign Relations
Sumber: Council on Foreign Relations

Dikutip dari Savetherhino, ancaman terbesar badak bercula satu adalah perburuan manusia. Selama berabad-abad, badak telah dibunuh untuk dijadikan ajang olahraga serta tanduk mereka diburu karena langka.

Baca Juga: Makna Tersembunyi di Balik Obor Asian Games 2018

Di pasar gelap, tanduk badak merupakan benda langka yang senilai dengan berlian.

Badak bercula satu banyak ditemukan di India dan Nepal. Di Indonesia, hewan ini dapat ditemukan di Ujung Kulon. Keberadaan Badak bercula satu diperkiran hanya mencapai ribuan di seluruh dunia.

Di zaman dahulu, para Kaisar Mughal menggunakan badak bercula satu untuk dipertandingkan melawan gajah sebagai acara hiburan. Di akhir pertandingan biasanya badak yang menang. Untungnya, acara hiburan itu sudah tidak diizinkan sekarang.

Baca Juga: Kominfo Rilis Aplikasi Duta Suporter Indonesia untuk Asian Games

2. Karakter Fisik yang Khas

Sumber: Wild Rhino Adventures
Sumber: Wild Rhino Adventures

Badak bercula satu bisa mencapai berat 1800 sampai 2700 kg. Hewan ini merupakan spesies badak terbesar kedua di dunia setelah badak putih. Kulitnya memiliki ketebalan hingga 4 cm.

Dari tebal kulit sebesar 4 cm tersebut, 2 cm digunakan untuk aliran darah yang membantu termo-regulasi.

Baca Juga: Fakta Sains Api Abadi Mrapen yang Dipakai Torch Relay Asian Games

Dengan adanya hal tersebut, badak bercula satu mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri sehingga dapat bertahan dalam berbagai kondisi cuaca.

3. Tanduk yang Menawan

Sumber: Canadian Health&Care Mall
Sumber: Canadian Health&Care Mall

Struktur tanduk badak menyerupai kuku kuda. Lapisan luar terdiri dari keratin lunak sementara lapisan dalam terdapat melanin dan kalsium yang padat. Jika tanduk badak putus, badak bisa menumbuhkan tanduk yang baru.

Badak bercula satu dibunuh karena pemburu mengincar cula mereka. Di beberapa tempat, salah satunya Vietnam, cula badak dihargai sebesar setengah juta dolar atau setara Rp 718 juta rupiah.

Bagi orang zaman dahulu, cula badak dianggap memiliki sifat magis dan dipercaya dapat memurnikan air atau mendeteksi adanya racun. Tak hanya mitos, para peneliti kemudian membuktikan kebenaran tersebut.

Mereka meneliti racun alkaline yang sangat kuat dan diletakkan di dalam cangkir yang terbuat dari cula badak. Ternyata terdapat reaksi kimia  yang membuat warna dari air tersebut berubah.

Tanduk badak bercula satu diambil secara paksa oleh orang zaman dahulu ketika badak masih hidup. 

Itulah tadi sederet fakta menarik dari badak bercula satu, maskot Asian Games 2018.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak