Fakta Ikan Predator Asal Amazon yang Nyasar Ke Indonesia

Keberadaannya di perairan Indonesia karena oknum-oknum tertentu, membuat beberapa pihak khawatir jika ikan ini akan memangsa ikan asli Indonesia.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Rabu, 27 Juni 2018 | 15:00 WIB
Ikan Araipama/canyouhearthis

Ikan Araipama/canyouhearthis

Hitekno.com - Baru-baru ini, Ikan Arapaima yang merupakan predator asal Amazon yang "nyasar" ke Sungai Brantas, Jawa Timur dan sukses menghebohkan dunia maya.

Walaupun termasuk dalam jenis predator dan dilarang masuk ke Indonesia, ikan ini diklaim aman untuk dikonsumsi oleh manusia.

Di negara asalnya, ikan berukuran 1.5 meter dengan berat mencapai 40 kilogram ini juga banyak disantap.

Baca Juga: Terinspirasi dari Tenun, Samsung Rilis Varian Warna Sunrise Gold

Keberadaannya di perairan Indonesia karena oknum-oknum tertentu, membuat beberapa pihak khawatir jika ikan ini akan memangsa ikan asli Indonesia.

Berikut beberapa fakta mengenai ikan Arapaima yang sudah berhasil tim HiTekno kumpulkan.

1. Ikan Arapaima Berasal dari Sungai Amazon

Baca Juga: Yang Baru Lagi dari Instagram, Yuk Segera Update

Ikan Araipama/Aquarium Domain
Ikan Araipama/Aquarium Domain

Ikan bernama latin Arapaima Gigas ini berasal dari perairan daerah tropis di Amerika Selatan, tepatnya di sungai Amazon.

Jenis ikan ini berkembang biak dengan aman karena Sungai Amazon yang menjadi habitatnya selalu terjaga kelestariannya.

Di Indonesia, ikan ini bisa ditemui di akuarium Museum Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah.

Baca Juga: IPO di Hong Kong, Xiaomi Menarik Perhatian Trio Miliarder Cina

Ikan Arapaima yang hidup di aquarium biasanya tidak berukuran sebesar ikan yang hidup di alam liar.

2. Ikan Arapaima adalah Ikan Air Tawar

Ikan Araipama/Wikipedia
Ikan Araipama/Wikipedia

Ikan Arapaima, Pirarucu, atau Paiche yang tergabung dalam Arapaima Gigas adalah jenis ikan air tawar terbesar di dunia.

Baca Juga: Teror Ikan Arapaima, Predator dari Sungai Amazon di Jawa Timur

Panjang tubuh ikan ini bisa mencapai ukuran maksimal yaitu 3 meter dengan berat 200 kilogram.

Nama lokal ikan ini adalah Pirarucu yang berasal dari kata-kata pribumi untuk "pira" yang berarti ikan dan "urucum" yang berarti merah.

3. Ikan Arapaima Memiliki Kesamaan dengan Arwana

Ikan Arapaima/Wildlife Society
Ikan Arapaima/Wildlife Society

Ikan ini sekilas mirip dengan ikan arwana.

Ternyata kedua ikan ini berasal dari satu keluarga, yaitu family Osteoglossodae.

Ikan ini memiliki tubuh yang ramping dan didominasi warna abu-abu hingga abu-abu hijau.

Untuk bagian sisik ke arah ekor, ikan ini memiliki bintik-bintik merah.

Arapaima Gigas ini memiliki kemampuan untuk menghirup udara permukaan agar melengkapi oksigen yang berasal dari penggunaan insangnya.

Ikan Arapaima bernafas dengan menggunakan oksigen dan muncul ke permukaan setiap lima hingga 15 menit, sehingga ikan ini menjadi mudah ditangkap dan menjadi buruan nelayan.

4. Ikan Arapaima Hewan Karnivora

Ikan Araipama/TN Aqua
Ikan Araipama/TN Aqua

Berbicara mengenai rantai makanan, Arapaima berada di puncak rantai makanan dan menjadi predator atau pemangsa bagi hewan lainnya.

Ikan Arapaima ini melahap ikan-ikan kecil, menyantap udang, kepiting, lobster, serangga air, bahkan hewan darat yang terjebak di dalam air.

5. Ikan Arapaima Hampir Punah

Ikan Arapaima di Indonesia/Riska Darmawanti
Ikan Arapaima di Indonesia/Riska Darmawanti

Ikan Arapaima ini merupakan ikan raksasa yang hampir punah.

Ikan berukuran tiga meter yang dulu mendominasi sungai Amazon ini mulai susah ditemukan.

Hal ini dikarenakan oleh pemancingan berlebihan.

Tidak kaget jika ikan ini bisa sampai ke Indonesia.

Hasil studi yang dilaporkan di Aquatic Conservation: Freshwater and Marine Ecosystem.

Satu abad yang lalu, ikan raksasa ini mendominasi tangkapan nelayan di Amazon sehingga jumlah Arapaima berkurang secara drastis.

Jika jumlah hewan ini sudah semakin berkurang, tingkah oknum-oknum asal Indonesia yang melepas ikan Arapaima di Sungai Brantas atau bahkan menjualnya secara online adalah tindakan yang salah.

Semoga ikan-ikan ini akan segera kembali ke daerah asalnya ya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak