Foto Satelit Kota Wuhan Merah Menyala Bukan karena Kremasi Massal

Gambar yang tersebut menampilkan warna merah menyala adalah perkiraan cuaca dan prediksi tingkat polutan.

Dinar Surya Oktarini
Kamis, 13 Februari 2020 | 17:15 WIB
Gambar prediksi pola cuaca dan tingkat polutan Wuhan. (Windy.com)

Gambar prediksi pola cuaca dan tingkat polutan Wuhan. (Windy.com)

Hitekno.com - Sempat beredar gambar yang mengklaim foto satelit penampakan tak biasa yang menunjukkan tingkat SO2 yang mengkhawatirkan di sekitar kota Wuhan, China. Yang ternyata tidak benar.

Dalam klaim peta satelit disebutkan menangkap penampakan tak biasa yang menunjukkan tingkat SO2 yang mengkhawatirkan di sekitar Wuhan, China yang tengah dilanda virus corona. Yang ternyata tidak benar.

Diklaim tingkat sulfur dioksida yang tinggi di pusat wabah virus corona bukan menjadi tanda kremasi massal. Selain Wuham kota Chongqing yang juga berada di bawah karantina juga menunjukkan adanya tingkat sulfur dioksida.

Baca Juga: Bukan Mistis, Ini Penyebab Mobil Masuk Tengah Sawah Tanpa Jejak yang Viral

Kabar ini diwartakan Daily Mail, seorang ilmuwan mengatakan bahwa sulfur dioksida diproduksi ketika tubuh dikremasi dan juga saat limbah medis dibakar.

Gambar tersebut diklaim menangkap sulfur dioksida seperti layaknya peta yang terbakar berwarna merah menyala. Yang ternyata prakiraan pola cuaca.

Warna merah menyala yang ada di kota Wuhan tersebut bukan dari mayat yang dibakar di pinggiran kota.

Baca Juga: Battle Royale Bakal Hadir ke Call of Duty: Modern Warfare, Ini Bocorannya

Peta Satelit Wuhan. (Windy.com)
Gambar prediksi pola cuaca dan tingkat polutan Wuhan. (Windy.com)

Pemerintah China sendiri memutuskan bahwa tubuh korban yang terkena virus corona harus dikremasi dalam pemakaman sederhana untuk mencegah penyebaran publik yang lebih besar.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa tubuh harus dikremasi segera. Meski belum terferivikasi bahwa adanya pejabat yang menyembunyikan jumlah kematian lebih tinggi dari yang dilaporkan dengan kremasi massal.

Penampakan merah menyala di gambar kota Wuhan ini yang tidak memperlihatkan tingkat sulfur dioksida yang tinggi menunjukkan jumlah besar mayat yang telah dikremasi di kota tersebut. Melainkan prakiraan pola cuaca.

Baca Juga: Sangat Romantis, Ini 6 Kisah Cinta Gamer yang Bikin Iri

Peta Satelit Wuhan. (Windy.com)
Gambar prediksi pola cuaca dan tingkat polutan Wuhan. (Windy.com)

Peta satelit yang berbasis dari Ceko bernama Windy.com yang menunjukkan prakiraan pola cuaca dan perkiraan tingkat sulfur dioksida di Wuhan berdasarkan data histori.

Sebagai perbandingan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa dosis 500 mikrogram tidak boleh dikampaui lebih dari 10 menit.

Menurut peta, level S02 lebih rendah hari ini tetapi Wuhan dan Chongqing mash menonjol di sebagian besar China.

Baca Juga: Dampak Virus Corona, MWC 2020 Resmi Dibatalkan

Para Ilmuwan mengatakan bahwa tubuh yanng dikremasi melepaskan SO2 bersama dengan polutan lain termasuk nitrogen oksida.

WHO mengatakan adanya paparan sulfur dioksida yang tinggi atau berkepanjangan dapat menyebabkan risiko serius bagi kesehatan.

Gas tersebut dapat menyebabkan risiko asma, radang paru-paru dan penurunan fungsi paru-paru.

Hingga kini virus corona berasal dari Wuhan telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang meninggal dunia dan 4.500 an terjangkit.

Pembaruan Artikel (Update):

Faktanya, gambar warna merah ini bukan dari sulfur dioksida, melainkan perkiraan cuaca dan prediksi berbagai tingkat polutan yang berasal dari partikel, nitrogen dioksida hingga sulfur dioksida.

Seperti diwartakan euronews.com, pihak Windy.com menjelaskan banyak perkiraan kenaikan emisi sulfur dioksida ini berdasarkan data sistem pemodelan atmosfer GEOS-5 NASA.

Pemodelan atmosfer GEOS-5 NASA ini biasanya menghitung probabilitas tingkat polusi berdasarkan sumber emisi yang diketahui berasal dari pabrik dan pembangkit listri dan referensi silang dengan variabel meteorologi.

Sebagai tambahan, menurut artikel ini, seorang profesor kimia dari Italia membuat perhitungan mengenai jumlah mayat yang cukup untuk dibakar hingga mencapai tingkat sulfur dioksida besar yang sama dengan di peta satelit tersebut.

Menurut penjelasannya, setidaknya, perlu ada pembakaran 30 juta mayat untuk bisa menghasilkan kadar sulfur dioksida sebesar itu.

Dari sini diketahui kalau gambar kota wuhan merah menyala tersebut bukan foto satelit, dan bukan dari kremasi massal. Melainkan pemodelan atmosfer GEOS-5 NASA yang memprediksi pola cuaca dan polutan.

Koreksi (Pembaruan per 2 April 2020):

Artikel ini telah dikoreksi dan diperbarui, terutama demi meluruskan fakta-faktanya. Termasuk dengan mengubah/memperbaiki judul & sebagian gambarnya, juga tambahan/penjelesan di bagian isi. Mohon maaf atas kekeliruan sebelumnya dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Berita Terkait
TERKINI

Intel juga mengumumkan jajaran sistem-sistem AI baru yang skalabel dan terbuka, produk-produk generasi berikutnya dan ko...

internet | 18:50 WIB

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB
Tampilkan lebih banyak