Duh, Bos Pfizer Malah Kena Covid-19 Dua Kali selama 40 Hari Terakhir, Perusahaannya Dibanjiri Kritik

Ketua dan CEO Pfizer Albert Bourla dinyatakan positif terkena virus corona untuk kedua kalinya dalam waktu 40 hari terakhir.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Senin, 26 September 2022 | 12:30 WIB
Ilustrasi obat dan vaksin. (Pixabay/ Arek Socha)

Ilustrasi obat dan vaksin. (Pixabay/ Arek Socha)

Hitekno.com - Pfizer, perusahaan farmasi dan biotek yang berkantor pusat di New York itu panen kritik dalam beberapa bulan terakhir di tengah kekhawatiran publik atas efektivitas vaksin Covid-19-nya dan Paxlovid.

Paxlovid, pil yang diresepkan untuk mengobati virus corona telah menyebabkan lusinan infeksi ulang pada para pejabat tinggi Amerika Serikat.

Dilansir dari Sputnik News, ketua dan CEO Pfizer Albert Bourla dinyatakan positif terkena virus corona pada Sabtu (24/9/2022) untuk kedua kalinya dalam 40 hari.

"Saya sudah dinyatakan positif COVID. Saya merasa sehat dan bebas gejala. Saya belum memiliki booster bivalen baru, karena saya mengikuti pedoman CDC untuk menunggu 3 bulan sejak kasus COVID saya sebelumnya ... Meskipun kami telah membuat kemajuan besar, virus masih bersama kami," cuit Bourla.

Bourla sebelumnya melaporkan terkena Covid pada 15 Agustus, mengatakan pada saat itu bahwa dia "bersyukur telah menerima empat dosis vaksin Pfizer-BioN dan memberi tahu pengikut bahwa dia telah memulai perawatan dengan kursus Paxlovid.

Ilustrasi masker dan obat. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan obat. (Pixabay)

Disetujui pada akhir 2021, dan diresepkan secara massal mulai musim semi dan musim panas 2022.

Paxlovid mulai menjadi berita utama pada Agustus setelah serangkaian pejabat tinggi termasuk Presiden Joe Biden, istrinya Jill, dan kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci yang kena Covid dua kali berturut-turut walau sudah mendapat vaksin dan booster-nya.

Pfizer membukukan untung fantastis dengan menjual vaksin virus coronanya di Amerika Serikat dan kepada pemerintah di seluruh dunia, dengan keuntungan perusahaan melonjak dari 10,4 miliar dolar AS pada Q3 2019 menjadi 27,4 miliar dolar AS pada Q2 tahun 2022.

Berita Terkait Berita Terkini

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB

Jika kalian melihat 9 makhluk di atas untuk segera menjauh dan segera keluar dari air untuk menyelamatkan diri dari sera...

sains | 15:06 WIB