40 Satelit Starlink Milik SpaceX Hancur Diterpa Badai Geomagnetik

Setelah diluncurkan pada Kamis (3/2/2022), badai geomagnetik menghantam atmosfer Bumi.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 11 Februari 2022 | 15:07 WIB
Ilustrasi logo SpaceX. (YouTube/ SpaceX)

Ilustrasi logo SpaceX. (YouTube/ SpaceX)

Hitekno.com - Badai geomagnetik yang melanda telah meluluhlantakkan 40 satelit Starlink milik SpaceX. Semua dilaporkan terjun bebas kembali ke Bumi.

SpaceX pada pekan lalu telah meluncurkan 40 satelit Starlink menggunakan roket Falcon 9 dari Kennedy Space Center.

Peluncuran ini sebagai agenda rutin yang dilakukan perusahaan antariksa yang dikepalai Elon Musk ini.

Baca Juga: Indonesia Jadi Incaran Perusahaan Satelit Global, Kenapa?

Setelah diluncurkan pada Kamis (3/2/2022), badai geomagnetik menghantam atmosfer Bumi.

Badai geomagnetik ini disebabkan oleh Matahari yang mengeluarkan partikel angin dan menabrak Bumi.

Partikel tersebut mengacaukan medan magnet Bumi dan mengganggu satelit, meningkatkan hambatan dan mengacaukan orbitnya.

Baca Juga: China Akan Gunakan Satelit Militer untuk Atasi Sampah Luar Angkasa

"Itulah yang terjadi pada 40 satelit Starlink setelah ditempatkan ke orbit yang diinginkan," kata SpaceX, seperti dikutip dari CNET, Kamis (10/2/2022).

Ilustrasi satelit Starlink yang akan mengelilingi Bumi dan menyediakan koneksi internet kecepatan tinggi. (University College London/ Mark Handley)
Ilustrasi satelit Starlink yang akan mengelilingi Bumi dan menyediakan koneksi internet kecepatan tinggi. (University College London/ Mark Handley)

Ketika badai geomagnetik menghantam Bumi minggu lalu, itu meningkatkan hambatan atmosfer pada kumpulan satelit.

SpaceX dengan cepat menempatkan satelit ke mode aman dan menerbangkannya ke "tepi" untuk meminimalkan masalah serta berlindung dari badai.

Baca Juga: Kominfo Mendukung Pengembangan Satelit Nano di Indonesia

Tapi analisis menunjukkan bahwa satelit tidak dapat keluar dari mode aman dan gagal menaikkan orbitnya.

SpaceX mengatakan satelit akan memasuki kembali atmosfer Bumi pada Selasa, menunjukkan akhir hidup dari perangkat tersebut.

Ketika satelit bertabrakan dengan atmosfer Bumi, itu dirancang untuk terbakar seluruhnya sehingga tidak ada puing-puing satelit yang akan mencapai permukaan Bumi.

Baca Juga: Satelit Militer China Rusak, Ternyata Ini Penyebabnya

SpaceX juga mengatakan bahwa satelit-satelit tersebut tidak menimbulkan risiko bagi satelit lain.

Para astronom telah lama khawatir tentang peningkatan jumlah satelit Starlink yang diluncurkan ke orbit Bumi.

Roket Falcon 9 saat meluncur dan membawa satelit Starlink. (YouTube/ SpaceX)
Roket Falcon 9 saat meluncur dan membawa satelit Starlink. (YouTube/ SpaceX)

Banyaknya satelit yang dikirim SpaceX ke orbit akan membuat pengamatan langit menjadi kacau.

Pada 2 Februari, Persatuan Astronomi Internasional mengumumkan pembentukan badan baru, yaitu Centre for the Protection of the Dark and Quiet Sky untuk mengurangi dampak negatif konstelasi satelit.

SpaceX sendiri telah meluncurkan lebih dari 2.000 satelit Starlink sejak 2018 sebagai upaya untuk menghadirkan internet satelit berkecepatan tinggi ke seluruh penjuru dunia, khususnya di wilayah dengan akses internet terbatas.

Apakah yang akan dilakukan SpaceX setelah 40 satelit Starlink ini terdampak badai geomagnetik yang membuatnya jatuh. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak