Jepang Siapkan Misi ke Bulan Terbesar Mars, Cari Bukti Adanya Kehidupan

Phobos, bulan terbesar Mars.

Agung Pratnyawan
Selasa, 17 Agustus 2021 | 15:45 WIB
Ilustrasi planet Mars. (NASA)

Ilustrasi planet Mars. (NASA)

Hitekno.com - Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), juga ikut menyiapkan misi penelitian di Mars. Namun bukan ke planet merah tersebut, melainkan ke Bulan terbesar yang ada di sana.

Para ilmuwan Jepang dari JAXA hendak menyelidiki adanya kehidupan atau tidak di bulan terbesar Planet Mars, Phobos.

Menurut ilmuwan, asteroid yang menabrak Mars miliaran tahun lalu melemparkan kehidupan mikroba purba ke bulan terbesar Mars.

Baca Juga: Percobaan Pertama NASA Kumpulkan Sampel Batuan Mars Gagal

Gagasan ini didasarkan pada jarak orbit Phobos yang sangat dekat dengan Mars.

Para ahli berpikir jika Mars pernah memiliki kehidupan, maka mungkin itu juga dapat ditemukan di Phobos.

Untuk membuktikan teori tersebut, Jepang berencana akan meluncurkan misi Mars eXploration (MMX) pada 2024.

Baca Juga: Dugaan Ilmuwan, Danau Kutub di Mars Hanya Tanah Liat Beku

Misi ini bertujuan mengumpulkan sampel dari permukaan Phobos dan mengembalikannya ke Bumi lima tahun kemudian.

Misi Mars eXploration (MMX). [JAXA]
Misi Mars eXploration (MMX). [JAXA]

Penelitian ini mengacu pada sisa-sisa yang disebut SHIGAI, yang mencakup mikroorganisme yang disterilkan dan potensi fragmen DNA.

"Phobos adalah salah satu tempat terbaik untuk mencari sisa-sisa kehidupan purba di tata surya, mungkin kedua setelah Mars," kata Dr James O'Donoghue, ilmuwan antariksa planet di JAXA, dikutip dari Daily Mail, Senin (16/8/2021).

Baca Juga: Ada Bukti Keberadaan Gunung Berapi, Mars Makin Layak Huni?

Mars memiliki dua bulan, yaitu Phobos dan Demios, yang terkecil di tata surya.

Phobos mengorbit hanya 3.700 mil dari permukaan Mars dan menjadikannya satelit alami yang mengorbit paling dekat dengan planetnya.

Karena alasan itu, para ahli percaya Phobos dapat menyimpan tanda-tanda kehidupan kuno dari planet induknya.

Baca Juga: Ternyata NASA Tak Gunakan Teknologi Canggih pada Penjelajah Mars Ini

Permukaan Phobos yang tidak ramah karena tidak memiliki udara atau air dan permukaannya terus-menerus terpapar radiasi kosmik Matahari.

Tim misi MMX berencana untuk mengorbit di sekitar Phobos sambil mempelajari permukaannya secara detail sebelum memilih lokasi pendaratan.

Bulan Mars, Phobos. [NASA]
Bulan Mars, Phobos. [NASA]

Saat tim ahli mendaratkan pesawat di permukaan Phobos, itu akan menggunakan sistem bor untuk mengekstrak sampel yang akan dibawa kembali ke Bumi pada 2029.

Menurut JAXA, Probabilitas mikroorganisme hidup dalam sampel bulan Mars yang kembali ke Bumi oleh proyek MMX tetap kurang dari satu juta banding satu.

Tetapi, jika tim berhasil membawa sampel berisi bukti kehidupan dari Phobos, sampel mikroorganisme itu harus dalam keadaan mati.

Pasalnya, menyangkut peraturan internasional yang menyebut tidak dapat membawa kembali kehidupan apa pun dari luar Bumi karena dapat berbahaya.

Itulah rencana badan antariksa Jepang, JAXA menyiapkan misi penelitian di bulan terbesar Mars, Phobos. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak