NASA Akan Kirim Helikopter ke Planet Lain Usai Berhasil Mengudara di Mars

NASA berhasil melakukan uji penerbangan keempat Ingenuity di Mars pada minggu lalu.

Dinar Surya Oktarini
Sabtu, 08 Mei 2021 | 16:30 WIB
Ingenuity, Helikopter NASA untuk menjelajahi Mars. (NASA)

Ingenuity, Helikopter NASA untuk menjelajahi Mars. (NASA)

Hitekno.com - Usai sukses penerbangan pertama Ingenuity di Mars, NASA berencana mengirim helikopter ke planet lain.

Dalam diskusi langsung yang disiarkan di YouTube Jet Propulsion Laboratory (JPL) di California Selatan, pilot Ingenuity Johnny Lam mengatakan, helikopter dapat masuk ke wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh robot atau perangkat luar angkasa lain.

"Saya pikir dengan keberhasilan Ingenuity, pada dasarnya kami membuka dimensi udara untuk eksplorasi. Kami dapat menjangkau beberapa daerah yang sulit dijangkau dan jalur terbaik untuk dilintasi," kata Lam, dikutip dari New York Post, Jumat (7/5/2021).

Baca Juga: Kolaborasi Pemkot Surakarta, Telkomsel Dukung UMKM Surakarta Go Digital

NASA berhasil melakukan uji penerbangan keempat Ingenuity di Mars pada minggu lalu.

Helikopter seberat 1,8 kg itu terbang sejauh 266 meter dan mengumpulkan citra dari udara untuk melihat kemungkinan zona pendaratan baru.

Uji penerbangan berikutnya akan menjadi perjalanan satu arah ke lokasi pendaratan baru.

Baca Juga: Sandal Dicuri Saat Tarawih, Curhatan Netizen Ini Malah Bikin Ngakak

Planet Mars. [NASA]
Planet Mars. [NASA]

Helikopter itu akan mencoba terbang bersama penjelajah Perseverance untuk menguji cara kerjanya sebagai pengintai.

Misi pengiriman helikopter lainnya yang sedang dipersiapkan NASA adalah Dragonfly.

Helikopter yang dilengkapi kamera itu akan dikirim ke Titan, bulan terbesar Saturnus, untuk mencari tanda- tanda kehidupan. Peluncurannya dijadwalkan pada 2027.

Baca Juga: Penasaran Suara Aneh dari Kamar Mandi, Malah Ketemu Sosok Ini

Ingenuity sendiri dilengkapi dengan dua kamera, tetapi tidak memiliki fitur perekaman.

Tantangan terbesar dalam misi Ingenuity adalah lepas landas dan pendaratan.

Untuk lepas landas dari permukaan, Ingenuity harus mengeluarkan dorongan untuk membuat helikopter terbang pada ketinggian yang diinginkan.

Baca Juga: Pria Ini Nagih Hutang Sampai ke Kuburan, Alasan Nasabahnya Bikin Geli

Sementara untuk pendaratan, helikopter dapat turun dengan kecepatan satu meter per detik sehingga jika tidak terkontrol, Ingenuity bisa saja menghantam permukaan Mars.

Logo NASA. [Shutterstock]
Logo NASA. [Shutterstock]

Berbeda dari Ingenuity, tantangan terbesar misi Dragonfly adalah suhu di permukaan Titan yang bisa turun hingga minus (-) 300 derajat.

Untuk itu, para ahli harus mencari cara membuat bahan helikopter yang bisa menahan suhu dan tekanan. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak