NASA Berhasil Lakukan Penerbangan Helikopter Ketiga di Mars

Helikopter NASA bernama Ingenuity berhasil melakukan penerbangan ketiga.

Dinar Surya Oktarini
Selasa, 27 April 2021 | 19:30 WIB
Ingenuity, Helikopter NASA untuk menjelajahi Mars. (NASA)

Ingenuity, Helikopter NASA untuk menjelajahi Mars. (NASA)

Hitekno.com - Pada 25 April 2021, NASA berhasil menerbangkan helikopter Ingenuity di permukaan Mars. Penerbangan ini merupakan yang ketiga. 

"#MarsHelicopter kami terus membuat rekor, terbang lebih cepat dan lebih jauh. Helikopter luar angkasa menunjukkan kemampuan penting yang memungkinkan penambahan dimensi udara untuk misi masa depan ke Mars dan sekitarnya," tulis pejabat di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA melalui Twitter.

Penerbangan helikopter seberat 1,8 kilometer ini jauh lebih kompleks daripada dua penerbangan Ingenuity sebelumnya, yang masing-masing berlangsung pada 19 April dan 22 April.

Baca Juga: Spesifikasi PC Monster Hunter Stories 2 Wings of Ruin, Ternyata Ringan

Dalam penerbangan pertama, Ingenuity mampu terbang lurus ke atas dan ke bawah selama 39 detik dengan ketinggian maksimum sekitar lima meter.

Penerbangan kedua menambah waktu lama terbang menjadi 52 detik, di mana Ingenuity berhasil bergerak dari sisi ke sisi sejauh empat meter.

"Sementara itu, untuk penerbangan ketiga, kami menargetkan ketinggian yang sama, tapi kami juga akan meningkatkan kecepatan udara maksimal kami dari 0,5 meter per detik menjadi 2 meter per detik saat menuju 50 meter ke utara," kata Håvard Grip, pilot Ingenuity dari JPL NASA, dikutip dari Space.com, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga: Gagal Bawa Aura Fire ke Playoff MPL Season 7, Godiva Minta Maaf

Helikopter Ingenuity penerbangan ketiga. [Twitter]
Helikopter Ingenuity penerbangan ketiga. [Twitter]

Grip menambahkan bahwa tim merencanakan total waktu penerbangan sekitar 80 detik dan jarak total 100 meter.

Keberhasilan tersebut diterima melalui data yang dikirim ke kontrol misi di JPL dan mengonfirmasi bahwa Ingenuity sukses menjalankan perintah penerbangan ketiga tersebut.

Komunikasi ke dan dari Ingenuity diteruskan melalui penjelajah Perseverance NASA, yang berperan sebagai pendukung dan observasi utama untuk helikopter.

Baca Juga: Spesial Ramadan, Ini Daftar Paket Kuota Sahur Indosat Ooredoo

Ingenuity tidak akan melakukan penelitian sains apa pun karena helikopter ini adalah demonstrasi teknologi.

Namun, para ahli membekalinya dengan kamera berwarna 13MP untuk mengambil foto. Tim berharap Ingenuity bisa terbang dua kali lagi sebelum jendela penerbangan ditutup pada awal Mei.

Dua penerbangan terakhir kemungkinan akan jauh berbeda dari tiga penerbangan yang telah dilakukan sebelumnya.

Baca Juga: Model Gaun untuk Lebaran Ini Bikin Ngeri, Netizen Penasaran Desainernya

"Kami ingin mendorong batas helikopter kecil itu. Tidak ada negosiasi jangka waktu penerbangan yang lebih lama karena Perseverance harus segera mulai berfokus pada misi sainsnya sendiri," ucap MiMi Aung, manajer proyek Ingenuity.

Ilustrasi permukaan planet Mars (Shutterstock).
Ilustrasi permukaan planet Mars (Shutterstock).

Misi Perseverance memiliki dua tugas utama, yaitu berburu tanda-tanda kehidupan di Planet Mars kuno di dalam Kawah Jezero dan mengumpulkan sampel untuk dikembalikan ke Bumi di masa mendatang. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak