BMKG: Hari Ini Matahari Berada Tepat di Atas Jakarta

Fenomena apa yang terjadi ketika Matahari tepat berada di atas Jakarta?

Agung Pratnyawan
Kamis, 04 Maret 2021 | 07:36 WIB
CFD Jakarta, Minggu (21/6/2020). (Suara.com/Angga Budhiyanto)

CFD Jakarta, Minggu (21/6/2020). (Suara.com/Angga Budhiyanto)

Hitekno.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan kalau hari ini, Kamis (4/4/2021), Matahari tepat berada di atas Jakarta pada pukul 12 siang WIB.

Kabar ini disampaikan BMGK pada siaran persnya yang dipublikasikan pada akhir Februari 2021 kemarin.

Disebutkan BMKG bahwa mulai 4 Maret, tepat pada tengah hari, Matahari akan berada di atas Ibu Kota, merangkak dari Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.

Baca Juga: 5 Manfaat Sinar Matahari Bagi Makhluk Hidup

Sehari kemudian, pada Jumat, giliran warga Jakarta Utara yang melihat Matahari tepat di atas kepala mereka dan disusul oleh Kepulauan Seribu pada Sabtu (6/3/2021).

Matahari akan berada tepat di atas Jakarta Timur pada hari ini pukul 12.04.11 WIB, lalu pada pukul 12.04.23 WIB di Jakarta Pusat, diikuti pada pukul 12.04.31 WIB di Jakarta Selatan, dan pukul 12.04.46 di Jakarta Barat.

Ilustrasi cuaca Jakarta.[Suara.com/Arief Hermawan P]
Ilustrasi cuaca Jakarta.[Suara.com/Arief Hermawan P]

Hari tanpa bayangan

Baca Juga: Angin Matahari Ternyata Lebih Banyak Bergerak ke Kutub Utara Bumi

Fenomena ketika Matahari berada tepat di posisi paling tinggi - yang disebut juga kulminasi atau transit - akan membuat bayangan dari setiap objek seperti menghilang. Karenanya fenomena ini sering juga disebut sebagai hari tanpa bayangan.

"Bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," jelas BMKG.

Indonesia sendiri, karena letaknya di khatulistiwa, mengalami dua kali hari tanpa bayangan setiap tahunnnya.

Baca Juga: NASA Temukan Planet Misterius, Memiliki Tiga Matahari

Pada 2021 ini, Indonesia mengalami hari tanpa bayangan sejak 20 Februari dan dimulai dari Baa, NTT dan berakhir pada 4 April di Sabang, Aceh. Periode kedua akan dimulai pada 7 September di Sabang dan berakhir pada 21 Oktober di Baa.

Adapun Jakarta, pada tahun ini, akan mengalami hari tanpa bayangan kedua pada 9 Oktober mendatang.

Gerak semu Matahari

Baca Juga: Menurut Ilmuwan NASA, Ini Rahasia Pemicu Gempa Matahari

Fenomena hari tanpa bayangan terjadi akibat apa yang disebut sebagai gerak semu Matahari - seolah-olah Matahari berpindah dari selatan ke utara setiap tahunnya.

Ini terjadi karena Bumi, dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, tidak benar-benar tegak lurus dengan garis khatulistiwa tetapi miring sebesar 23,5 derajat.

Di awal tahun, belahan bagian selatan Bumi yang lebih condong ke Matahari. Sementara memasuki pertengahan tahun, belahan utara akan mulai condong ke Matahari.

Perpindahan Matahari akibat kemiringan Bumi inilah yang disebut sebagai gerak semu Matahari. Perubahan ini pula berpengaruh pada perubahan musim serta cuaca di Bumi.

Setiap kali Matahari berpindah dari selatan ke utara, Indonesia akan selalu dilewati karena berada di khatulistiwa. Jadi, Tanah Air akan dua kali dilewati Matahari setiap tahunnya.

"Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret pukul 16.37 WIB dan pada 23 September 2021 pukul 02.21 WIB," jelas BMKG.

Matahari akan berada di titik balik Utara - saat Bumi sudah mencapai kemiringan maksimalnya - pada 21 Juni 2021. Sementara pada 21 Desember tahun ini berada di titik balik Selatan.

Itulah penjelasan BMKG mengenai hari ini Matahari tepat berada di atas Jakarta pada pukul 12.00 WIB. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak