Manfaatkan Nyanyian Paus, Ilmuwan Ungkap Misteri Laut Dalam

Bagaimana para ilmuwan membongkarnya dengan nyanyian paus?

Agung Pratnyawan
Selasa, 16 Februari 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi paus. (Wikipedia/ NOAA)

Ilustrasi paus. (Wikipedia/ NOAA)

Hitekno.com - Para ilmuwan baru saja mengungkap misteri dari dasar laut, yaitu berupa fitur tersembunyi yang tak diketahui selama ini. Dalam membongkarnya, ternyata menggunakan suara atau nyanyian Paus.

Yakni nyanyian paus sirip, yang disebut-sebut menjadi salah satu suara paling keras dibuat oleh hewan dan terdengar dari jarak laut yang sangat jauh.

Lalu bagaimana para ilmuwan bisa mengungkap misteri dan fitur tersembunyi dari dasar laut dengan nyanyian Paus sirip ini?

Baca Juga: Mendeteksi Suara, Ilmuwan Temukan Populasi Paus Biru Baru di Samudra Hindia

Gelombang suara ini juga menembus Bumi dan para ilmuwan telah menemukan cara menggunakannya untuk menjelajahi ketebalan sedimen laut.

Spesies paus sirip (Balaenoptera physalus) kurang terkenal dibandingkan paus biru yang sedikit lebih panjang dan paus bungkuk.

Namun, paus sirip memiliki kecepatan yang menakjubkan dan sama seperti paus besar lainnya, paus jantan menyanyikan suara pada frekuensi yang terlalu rendah untuk didengar manusia.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Spesies Baru Paus, Pancarkan Sinyal Tak Biasa

Awalnya, para ahli menggunakan survei air-gun seismik untuk menyelidiki dasar laut namun suara tersebut mengganggu kehidupan laut dan pemulihan paus sirip.

Paus sirip. [NOAA]
Paus sirip. [NOAA]

Dr Vaclav Kuna dan Dr John Nabelek dari Oregon State University akhirnya menggunakan suara paus sirip itu sendiri untuk menyelidiki dasar laut sekaligus menghindari penggunaan suara yang mengganggu.

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science, Kuna dan Nabelek melaporkan upaya pertama pada tahun 2012. Sebanyak 54 stasiun seismometer dasar laut digunakan untuk memantau Zona Fraktur Blanco di lepas pantai Oregon.

Baca Juga: 100 Ekor Ikan Paus Terdampar Misterius di Sri Lanka, Mengenaskan

Selain getaran bumi bawah laut, stasiun-stasiun itu juga merekam banyak nyanyian dari paus sirip terdekat dan terkadang berlangsung hingga 10 jam.

Menggunakan enam dari nyanyian paus yang direkam di tiga stasiun, Kuna dan Nabelek membandingkan gelombang suara yang mengalir ke stasiun secara langsung dan menembus dasar laut menjadi gelombang seismik.

Gelombang seismik memantul dari batas antara sedimen dan basal, serta basal dan kerak bagian bawah, sebelum mencapai stasiun. Penundaan kedatangan gelombang yang dipantulkan dapat mengungkapkan ketebalan setiap lapisan.

Baca Juga: Misterius, Belasan Paus Mati Terdampar di Pantai Selandia Baru

Mmenggabungkan semua data ini, para ahli menghitung ketebalan sedimen dari 380 hingga 650 meter untuk dasar laut di sekitar stasiun, yang terletak di atas 1,8 kilometer batuan basaltik.

Nyanyian paus sperma bernada tinggi juga diyakini dapat digunakan untuk pengukuran resolusi yang lebih tinggi.

Nyanyian paus. [Sciencemag]
Nyanyian paus. [Sciencemag]

"Studi kami menunjukkan bahwa vokalisasi hewan berguna tidak hanya untuk mempelajari hewan itu sendiri tetapi juga untuk menyelidiki lingkungan tempat mereka tinggal," tulis para ilmuwan dalam laporan penelitian, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (15/2/2021).

Nyanyian paus sirip sendiri sangat keras dan bahkan melebihi volume peluncuran roket sehingga nyanyian itu dianggap sebagai fenomena geofisika atau aktivitas Perang Dingin Rusia saat pertama kali direkam.

Itulah bagaimana para ilmuwan bisa menungkap fitur tersembunyi dan misterius dari dasar laut menggunakan nyanyian Paus Sirip. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak