Dari Es Mencair, Ilmuwan Temukan Senjata Berburu Kuno Berusia Ribuan Tahun

Temuan senjata ini berupa 68 anak panah dari situs berburu rusa kuno, yang terungkap setelah es mencair di tempat tersebut.

Agung Pratnyawan
Senin, 30 November 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi gunung es. (Pixabay/ myeviajes)

Ilustrasi gunung es. (Pixabay/ myeviajes)

Hitekno.com - Senjata berburu kuno telah ditemukan para ilmuwan dari ketika es mencair di Pegunungan Jotunheimen, Norwegia. Menariknya, temuan ini disebutka berasal dari ribuan tahun silam.

Temuan senjata ini berupa 68 anak panah dari situs berburu rusa kuno, yang terungkap setelah es mencair di tempat tersebut.

Menurut penanggalan radiokarbon, penemuan paling awal berumur 6.000 tahun. Penemuan juga mencakup tulang dan tanduk rusa serta tongkat yang digunakan untuk menggiring hewan ke tempat-tempat di mana hewan bisa lebih mudah diburu.

Baca Juga: Ditemukan Fosil Burung Misterius, Diduga Hibup dengan Dinosaurus

Temuan seperti ini menjadi semakin umum seiring kenaikan suhu global, terutama di bawah lapisan es statis yang tidak bergerak dan memecah objek dengan cara yang sama seperti gletser.

Dilansir dari Science Alert pada Sabtu (28/11/2020), penemuan potensial tersebut sangat signifikan sehingga kelompok ilmuwan merahasiakan detail lokasi situs tersebut.

Barang-barang tersebut diperkirakan berasal dari Zaman Batu hingga periode Abad Pertengahan, dengan pola yang berbeda pada periode waktu tertentu.

Baca Juga: Mirip Film Sci-Fi, Ditemukan Logam Misterius di Gurun Terpencil

Namun, sebagian besar anak panah berasal dari era Neolitik Akhir dan Zaman Besi Akhir.

Ilustrasi Pegunungan Alpen. (Pixabay)
Ilustrasi Gunung Es. (Pixabay)

Untuk mengumpulkan informasi sejarah dari lokasi penemuan, para ahli harus memperhitungkan banyak faktor yang berbeda, seperti pergerakan es dan air yang mencair serta dampak angin dan paparan. Unsur-unsur tersebut kemungkinan besar telah memindahkan sebagian besar artefak dari situs.

"Penting untuk diingat bahwa tambalan es bukanlah situs arkeologi biasa. Itu terletak di pegunungan tinggi dalam lingkungan yang dingin dan tidak bersahabat. Kekuatan alam berada pada skala yang sangat berbeda di sini daripada di situs arkeologi normal di dataran rendah," kata Lars Pilo, arkeolog dari Departemen Warisan Budaya di Innlandet County Council di Norwegia.

Baca Juga: Tes Kejelian Mata, Temukan Kejanggalan dalam Foto Siswi Ini

Beberapa anak panah yang hancur menunjukkan bahwa tambalan es sebenarnya bergerak lebih teratur daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi dan lokasi penemuan ini menunjuk pada pergerakan es, rusa kutub, dan manusia.

Menurut Pilo, studi yang telah dipublikasikan di Holocene ini memberikan kerangka kohesif pertama untuk memahami bagaimana temuan arkeologis dari es dipengaruhi oleh proses alam.

Baca Juga: Reaksi Kucing Oren Ketemu Tikus Ini Bikin Ngakak, Netizen: Real Doraemon

Itulah laporan penemuan senjata berburu kuno berusia ribuan tahun yang terungkap usai es mencair di Pegunungan Jotunheimen, Norwegia. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak